Nama : Tyas Mustikawati
Kelas : 4eb22
Npm : 28210308
1.
DISKLOSO
Kata Disclosure
memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan
dengan data, Disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak
yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena
apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari pengungkapan (Disclosure) tersebut
tidak akan tercapai.
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas, lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Pengungkapan merupakan
bagian integral dari pelaporan keuangan dan langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen
keuangan. Evans (2003) membatasi pengertian pengungkapan hanya pada hal-hal
yang menyangkut pelaporan keuangan. Pernyataan manajemen dalam surat kabar
atau mediamasa lain serta informasi diluar lingkup pelaporan keuangan
tidak termasuk dalam pengertian pengungkapan. Sementara itu, Wolk, Tearney, dan
Dodd (2001) memasukkan pula statemen keuangan segmental dan statemen yang
merefleksi perubahan harga sebagai bagian dari pengungkapan.
Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu:
§
Pengungkapan Wajib (mandatory
disclousure)
Pengungkapan Wajib merupakan
pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan
tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan
penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.2
tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995, yang selanjutnya diubah melalui Keputusan
Ketua Bapepem No. Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah
melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Peraturan tersebut diperbaharui
dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk
setiap jenis industri.
§
Pengungkapan Sukarela (voluntary
disclosure)
Salah satu cara meningkatkan
kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas
untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.
Pengungkapan Sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
Sedangkan dari sumber PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, laporan nilai tambah) adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai. Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Sedangkan dari sumber PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, laporan nilai tambah) adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai. Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Ada tiga konsep pengungkapan yang
umumnya diusulkan, yaitu:
1.
Adequate disclosure (pengungkapan
cukup)
Disclosure yang minimal harus
ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak menyesatkan.
2.
Fair disclosure (pengungkapan wajar)
Tersirat tujuan-tujuan etis untuk
memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang merupakan pembaca
potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3.
Full disclosure (pengungkapan
penuh)
Berarti penyajian semua informasi yang
relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure berarti penyajian
informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat. Informasi yang
berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian informasi dengan detail
terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi yang penting dan membuat
laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
v Pengungkapan (Disclosure) dalam
Laporan Keuangan
Tujuan yang positif dari Disclosure
adalah untuk memberikan informasi yang penting dan relevan kepada para pemakai
laporan keuangan, sehingga dapat membantu mereka dalam membuat keputusan dengan
cara yang terbaik. Ini berarti bahwa informasi yang tidak material atau relevan
harus diabaikan apabila kita mengaharapkan bahwa informasi yang disajikan itu
mempunyai makna dan dapat dimengerti. Sejalan
dengan tujuan dasar akuntansi, salah satu tujuan yang dicapainya adalah
penyajian informasi yang cukup sehingga perbandingan dari hasil yang diharapkan
dapat dilakukan.
Kemungkinan membandingkan
(comparability) dapat dicapai dengan dua cara, yaitu :
§
Dengan Penyajian Disclosure yang cukup
mengenai bagaimana angka-angka akuntansi diukur dan dihitung.
§
Dengan memberikan kemungkinan kepada
investor untuk melakukan rangkai dari berbagai masukan kedalam decision
models-nya.
Laporan keuangan perusahaan ditujukan
kepada pemegang saham, investor, dan kreditur. Disamping ketiga pihak tersebut,
pengungkapan juga diberikan kepada pegawai, konsumen, pemerintah dan masyarakat
umum, tetapi pihak-pihak ini dipandang sebagai penerima kedua dari laporan
keuangan dan bentuk-bentuk lain pengungkapan.
Masalah yang berkaitan dengan seberapa banyak informasi perlu disajikan dalam laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh tujuan pelaporan keuangan. Dalam SFAC No. 1 FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan. Dengan kata lain cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan dengan laporan keuangan.
Masalah yang berkaitan dengan seberapa banyak informasi perlu disajikan dalam laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh tujuan pelaporan keuangan. Dalam SFAC No. 1 FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan. Dengan kata lain cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan dengan laporan keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat
dalam SFAC No.1 adalah sebagai berikut :
·
Pelaporan keuangan memberikan informasi
yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam mengambil
keputusan investasi, kredit dan yang serupa lainnya secara rasional. Informasi
tersebut bersifat komprehensif.
·
Pelaporan keuangan memberikan informasi
untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah,
pengakuan dan ketidak pastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan
dengan perusahaan.
·
Pelaporan keuangan memberikan informasi
tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, kalim terhadap sumber-sumber
tersebut dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi mengubah sumber-sumber
ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
·
Pelaporan keuangan menyediakan informasi
tentang hasil usaha suatu perusahan selama periode tertentu.
·
Pelaporan keuangan menyediakan informasi
tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan
pembayarannya, transaksi modal, termasuk deviden dan distribusi lainnya
terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada pemilik serta faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi perusahaan.
·
Pelaporan keuangan menyediakan informasi
tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan
kepada pemilik atas pemakain sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
·
Pelaporan keuangan menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.
Dari tujuan pelaporan diatas apabila transaksi/peristiwa memenuhi kriteria tertentu, maka transaksi/peristiwa tersebut akan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan dasar (utama) yaitu, disajikan dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Modal.
Kriteria untuk mengakui teransaksi atau peristiwa tertentu dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Dari tujuan pelaporan diatas apabila transaksi/peristiwa memenuhi kriteria tertentu, maka transaksi/peristiwa tersebut akan disajikan sebagai bagian dari laporan keuangan dasar (utama) yaitu, disajikan dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Modal.
Kriteria untuk mengakui teransaksi atau peristiwa tertentu dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut :
· Definisi (Definition)
Suatu pos akan masuk dalam struktur
akuntansi apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
· Keterukuran
(Measurability)
Suatu pos harus memiliki makna tertentu
yang relevan dan dapat diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang tinggi.
·
Relevansi (Relevance)
Informasi yang terdapat dalam pos
tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang
diambil pemakai laporan keuangan.
·
Reliabilitas (ReliabilityI)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai
dengan keadaan yang digambarkan atau direpresentasikan serta dapat diuji
kebenarannya (verifiable) dan netral.
v Informasi-Informasi Yang
Diungkapkan Dalam Laporan Kueangan
Apabila suatu transaksi/peristiwa
tertentu tudak dapat dimasukkan sebagai bagian dari Laporan Keuangan Utama,
maka transaksi/peristiwa tersebut dapat diungkapkan melalui cara lain.
·
Pengungkapan Data Kuantitatif
Dalam memilih kriteria
untuk menentukkan data kuantitatif yang material dan relevan untuk investor dan
kreditor, tekanannya ditujukkan pada informasi keuangan atau data lainnya yang
bisa dipergunakan dalam model keputusan. Penelitian dalam akuntansi harus lebih
dipusatkan pada metode pengukuran dan pelaporan probabilitas data dari pada
jumlah-jumlah yang deterministik. Namun demikian, pemakai laporan keuangan yang
telah memperoleh informasi, pada umumnya mengandalkan pada beberapa pos dalam laporan
keuangan dan memperoleh berbagai pengungkapan yang lebih lengkap jika asumsi-asumsinya
tersebut tidak benar. Selain
data kuantitatif yang biasanya disajikan dalam laporan keuangan konvensional,
berbagai pihak melihat bahwa penyajian yang lebih rinci mengenai beberapa
segmen badan usaha (seperti diversifikasi produk atau geografis dari
pertumbuhan normal) atau dari merger-merger dalam perkembangan perusahaan
konglomerat dianggap banyak memberikan manfaat. Selain
itu tekanan dari pemakai laporan keuangan yang menghendaki pelaporan ramalan
keuangan mulai muncul. Meskipun
ramalan-ramalan yang akurat pada titik siklus ekonomi dapat membantu para
investor, publikasi mengenai ramalan manajemen secara teratur dapat membantu
pengambilan keputusan investasi.
Dengan adanya publikasi ramalan informasi akuntansi keuangan dan informasi lain yang berkaitan dengan perusahaan, diharapkan pemakai ramalan dapat mengevaluasi keuadaan informasi mengenai industri dan juga asumsi mengenai perubahan-perubahan dalam kondisi ekonomi.
Dengan adanya publikasi ramalan informasi akuntansi keuangan dan informasi lain yang berkaitan dengan perusahaan, diharapkan pemakai ramalan dapat mengevaluasi keuadaan informasi mengenai industri dan juga asumsi mengenai perubahan-perubahan dalam kondisi ekonomi.
·
Pengungkapan Informasi Kualitatif
Informasi yang tidak dapat dinyatakan
dalam satuan moneter lebih sulit dievaluasi dari segi materailitas dan
relevannya. Oleh karena itu seringkali informasi tersebut akan diberi bobot
yang beragam oleh mereka yang menggunakan informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan. Relevansi dari
jenis informasi kualitatif tertentu dapat ditetapkan dari relevansi data
kuantitatif yang berkaitan dengannya. Informasi kualitatif akan relevan dan
bermanfaat untuk diungkpakan bila informasi tersebut berguna dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan bila informasi yang
bersangkutan dapat menambah nilai informasi secara keseluruhan dan bukan
sebaliknya justru mengurangi nilai dengan penyajian katerangan yang terlalu rinci
sehingga sulit dianalisis.
Pada umunya terdapat lima macam
informasi kualitatif yang perlu diungkapkan terhadap setiap pos dan jumlah yang
tercantum dalam laporan keuangan, yaitu :
·
Ketidakpastian (Contigencies)
Yaitu peristiwa-peristiwa yang
kemungkinan akan terjadi di masa yang akan datang dan mempengaruhi secara
material terhadap keadaan keuangan perusahaan. Unsur-unsur ketidakpastian
tentang suatu transaksi yang kemungkinan akan terjadi dapat menimbulkan
keuntungan atau kerugian.
Unsur ketidakpastian yang menimbulkan suatu keuntungan, dapat meliputi semua klaim atau hak yang terjadinya belum dapat dipastikan tetapi ada kemungkinan akan menjadi hak milik perusahaan yang sah. Sehingga ketidakpastian yang menimbulkan keutungan ini tidak dicatat sampai dengan transaksi tersebut benar-benar terjadi. Dan dapat diungkapkan sebagai informasi tambahan dari neraca, apabila tingkat kepastiannya cukup besar. Sebaliknya kemungkinan timbulnya suatu kerugian harus diakui/dicatat dengan dibebankan kepada laba (rugi) periodik dan mengakuinya sebagai hutang. Kadang-kadang suatu kerugian di masa yang akan datang hanya merupakan suatu kemungkinan yang bisa terjadi dan tidak sebagai satu-satunya kemungkinan sehingga adanya suatu hutang (kewajiban) tidak perlu dicatat.
Unsur ketidakpastian yang menimbulkan suatu keuntungan, dapat meliputi semua klaim atau hak yang terjadinya belum dapat dipastikan tetapi ada kemungkinan akan menjadi hak milik perusahaan yang sah. Sehingga ketidakpastian yang menimbulkan keutungan ini tidak dicatat sampai dengan transaksi tersebut benar-benar terjadi. Dan dapat diungkapkan sebagai informasi tambahan dari neraca, apabila tingkat kepastiannya cukup besar. Sebaliknya kemungkinan timbulnya suatu kerugian harus diakui/dicatat dengan dibebankan kepada laba (rugi) periodik dan mengakuinya sebagai hutang. Kadang-kadang suatu kerugian di masa yang akan datang hanya merupakan suatu kemungkinan yang bisa terjadi dan tidak sebagai satu-satunya kemungkinan sehingga adanya suatu hutang (kewajiban) tidak perlu dicatat.
·
Dasar Penilaian dan Kebijakan Akuntansi, Pengungkapan tentang dasar atau metode
penilaian yang digunakan perusahaan seperti, metode penilaian persediaan perlu
diungkapkan dalam laporan keuangan.
·
Perubahan Akuntansi Yaitu pengungkapan terhadap perubahan
atas kebijakan yang digunakan perusahaan seperti perubahan metode penilaian
persediaan dari FIFO menjadi LIFO dan sebagainya.
·
Keterikatan dengan Suatu Perjanjian atau
Kontrak
Yaitu pengungkapan mengenai adanya pembatasan-pembatasan atau keterikatan dari satu atau lebih aktiva terhadap hutang/kontrak
Yaitu pengungkapan mengenai adanya pembatasan-pembatasan atau keterikatan dari satu atau lebih aktiva terhadap hutang/kontrak
·
Peristiwa-Peristiwa Kemudian Setelah
Tanggal Neraca
Penjelasan tentang suatu kejadian/peristiwa yang (telah terjadi sesudah tanggal neraca) tetapi sebelum laporan keuangan dipublikasikan merupakan informasi penting yang perlu diungkapkan.
Penjelasan tentang suatu kejadian/peristiwa yang (telah terjadi sesudah tanggal neraca) tetapi sebelum laporan keuangan dipublikasikan merupakan informasi penting yang perlu diungkapkan.
Peritiwa yang terjadi setelah tanggal
neraca dan sebelum laporan keuangan dipublikasikan antara lain :
§ Peristiwa
yang mempengaruhi secara langsung jumlah elemen yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Peristiwa ini muncul karena pengetahuan
yang tidak lengkap selama periode akuntansi dan hasil dari perubahan-perubahan
dalam penilaian estimasi baru diperoleh setelah tanggal neraca.
§ Peristiwa
yang dapat mengubah secara material validitas penilaian neraca atau hubungan
diantara pemegang saham atau yang secara material validitas mempengaruhi
manfaat kegiatan yang dilaporkan tahun sebelumnya sebagai prediksi periode
berjalan.
Peristiwa ini tidak secara langsung
mempengaruhi laporan keuangan periode sebelumnya tetapi dapat mempengaruhi
keputusan yang diambil atas dasar laporan tersebut.
§ Kejadian-kejadian
yang mungkin mempengaruhi secara material operasi atau penilaian di masa yang
akan datang.
Kejadian-kejadian ini memiliki pengaruh
yang tidak diketahui atau tidak pasti terhadap pendapatan dan penilaian di masa
yang akan datang.
Metode Pengungkapan
(Disclosure)
Pengungkapan meliputi
keseluruhan proses pelaporan. Namun demikian ada beberapa metode yang berbeda
dalam mengungkapkan informasi yang dianggap penting. Pemilihan metode yang
terbaik dari pengungkapan pada setiap kasus tergantuing pada sifat informasi
yang bersangkutan dan kepentingan relatifnya. Metode yang umum digunakan dalam
pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Bentuk dan susunan laporan yang formal.
2.
Terminologi dan penyajian yang
terperinci.
3.
Informasi sisipan.
4.
Catatan kaki.
5.
Ikhtisar tambahan dan skedul-skedul.
6.
Komentar dalam laporan auditor.
7.
Pernyataan Direktur Utama atau Ketua
Dewan Komissris.
Hubungan
Disclosure dengan Stewardship
Manajemen
perusahaan bertanggungjawab (stewardship) atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan perusahaan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertnggungjawabkan (stewardship) tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
pemilik peruisahaan. Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran
yang jelas maka laporan keuangan yang disusun harus berdasarkan pada prinsip
akuntansi yang lazim. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas dan arus kas perubahan dengan
menerapkan PSAK secara benar diserta pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam
catatan atas laporan keuangan. Manajemen
memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi
ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam
PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan menyajikan informasi :
1.
Relevan terhadap kebutuhan pengguna
laporan untuk pengambilan keputusan.
2. Dapat
diandalkan, dengan pengertian :
A.
Mencerminkan kejujuran penyajian hasil
dan posisi keuangan perusahaan.
B.
Menggambarkan substansi ekonomi dari
suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya saja.
C.
Netral yaitu bebas dari keberpihakkan.
D.
Mencerminkan kehatian-hatian.
E.
Mencakup semua hal yang material.
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha. Manajemen bertanggung jawab untuk mempertimbangkan apakah
asumsi kelangsungan usaha masih layak digunakan dalam menyiapkan laporan
keuangan atau tidak. Dalam mempertimbangkan asumsi kelangsungan usha tersbut,
manajemen memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan paling sedikit
untuk jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Manfaat suatu laporan keuangan akan
berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu
perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya peling lama 4 bulan
setelah tanggal neraca. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan
tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan
laporan keuangan tepat waktu.
2.
AKUNTANSI
KOMPARATIF
v Pengertian Akuntansi Komparatif
Akuntansi
komparatif adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip
akuntansi antar Negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang
akuntansi lainnya. Pengertian lain Akuntansi Internasional menurut Iqbal,
Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai
akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi
di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh
dunia.
Akuntansi
internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan multinasional
(multinational corporation) atau MNC yang beroperasi diberbagai
negara dibidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dan distribusi. Di
samping itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi di pasar
modal internasional berlangsung secara real time basis.
Akuntansi
komparatif adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip
akuntansi antar Negara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi
dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Pengertian lain Akuntansi Internasional menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah
(1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk
transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara
yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Akuntansi internasional menjadi semakin
penting dengan banyaknya perusahaan multinasional
(multinational corporation) atauMNC yang beroperasi diberbagai negara
dibidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dan distribusi. Di samping
itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi di pasar modal
internasional berlangsung secara real time basis.
Akuntansi
Komparatif : Eropa
Pada lima anggota Uni Eropa (EU) :
Republik Ceko, Prancis, Jerman, Belanda, dan Inggris. Prancis, Jerman, dan
Belanda merupakan anggota asli Masyarakat Ekonomi Uni Eropa ketika organisasi
tersebut didirikan pada tahun 1957. Inggris bergabung pada tahun 1973. Keempat
Negara ini memiliki ekonomi yang berkembang pesat dan merupakan rumah bagi
banyak perusahaan multinasoinal terbesar dunia. Keempat Negara tersebut
merupakan beberapa pendiri International Accounting
Standards Committee (sekarang lebih dikenal dengan International
Accounting Standard Board, atau IASB), dan memiliki peranan penting dalam
mengatur agendanya, Republik Ceko merupakan sebuah Negara dengan perekonomian
yang “berkembang”. Pada tahun 1989 saat anggota blok Soviet telah pecah, Negara
ini berubah dari sebuah ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar. Perkembangan
akuntansi di Negara tersebut merupakan gambaran dari Negara-negara lain dalam
blok Soviet, Republik Ceko bergabung dalam Uni Eropa pada tahun 2004.
Sistem Akuntansi
Kauangan Lima Negara
·
Prancis
Prancis merupakan
penyokong utama dunia dalam kesamaan akuntansi nasional. Menteri Ekonomi
Nasional menyetujui Plan Comptable General formal yang pertama pada September
1047. Plant Comptable General berisi :
·
Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi
keuangan
·
Definisi asset, utang, ekuitas pemeganga
saham, pendapatan, dan pengeluaran
·
Aturan-aturan dan valuasi pengakuan
·
Daftar akun, persyaratan penggunaannya,
dan persyaratan tata buku dan lainnya yang telah distandardisasi
· Contoh
laporan keuanangan dan aturan presentasinya
Perintah penggunaan
daftar akun nasional yang sama tidak membebani bisnis Prancis karena
ketentuannya sangant diterima dalam praktik. Akuntansi pRancis sangat terhubung
dengan ketentuan yang memungkinkan untuk mengabaikan fakta bahwa legislasi
komersil dan undang-undang perpajakan yang mengatur banyak akuntansi dan
laporan keuangan Prancis yang sebenarnya. Undang-undang pajak penghasilan yang
pertama dibuat pada tahun 1914, dengan demikian menghubungkan perpajakan dan
keharusan untuk menyimpan catatan akuntansi.
Dasar utama untuk
regulasi akuntansi di Prancis adalah Undang-undang Akuntansi 1983 dan Dekrit
Akuntansi 1983, yang menjadikan Plan Comptable General suatu kewajiban bagi
semua perusahaan. Setiap perusahaan harus membuat sebuah panduan akuntansi jika
dianggap perlu untuk memahami dan mengatur proses akuntansi.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Ada lima perusahaan besar yang terlibat
dalam penyusunan atandar di Prancis :
1.
Counseil National de la Comptabilite,
atau CNC (Badan Akuntansi Nasional)
2.
Comite de la Reglementation Comptable,
atau CRC (KOmite Regulasi Akuntansi)
3.
Autorite des Marches Financiers, atau
AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
4.
Ordre des Experts-Comptable, atau OEC
(Institute Akuntan Publik)
5.
Compagnie National des Commissaires aux
Comptes, atau CNCC (Institute Nasional Undang-undang Auditor
CNC
terdiri dari 58 anggota yang mewakili profesi akuntansi, pegawau sipil, dan
atasan, persatuan dagang, dan kelompok-kelompok sektor swasta lainnya. Sebuah
Urgent Issue Committee tergabung dalam CNC untuk menyelesaikan masalah-masalah
akuntansi yang memerlukan resolusi yang cepat. Penunjukkan dalam CNC sangat
bergengsi, dan rekomendasinya sangat berbobot. Oleh
karena kebutuhan akan cara penyediaan otoritas pengaturan yang luwes dan cepat
untuk standar akuntansi. CRC didirikan pada tahun 1998. CRC mengubah pengaturan
dan rekomendasi CNC menjadi regulasimyang mengikat. Perusahaan-perusahaan
Prancis secara tradisional kurang bergantung pada pasar modal daripada
sumber-sumber keuangan lainnya. Organisasi Prancis-AMF- yang sepadan dengan
Securities and Exchange AS memiliki pengaruh penting yang terbatas pada susunan
standar akuntansi. AMF mengawsai masalah-masalah pasar yang baru dan operasi
pasara regional dan nasional. AMF memiliki otoritas untuk mengeluarkan aturan
laporan dan pengungkapan tambahan untuk perusahaan yang terdaftar. AMF bertanggung
jawab untuk melaksanakan pemenuhan persyaratan laporan oleh
perusahaan-perusahaan Prancis yang terdaftar. Ada dua divisi yang memeriksa
kepatuhannya. Division of Corporate Finance (SOIF) mengadakan sebuah tinjauan
umum tentang aspek-aspek hokum, ekonomi, dan keuangan dari berkas-berkas
dokumen AMF (termasuk laporan tahunan). Accounting Division (SACF) memeriksa
kepatuhan standar akuntansi.
Praktik
akuntansi public dan hak untuk mendapatkan gelar expert-comptable dibatasi
untuk para anggota OEC, yang terikat dengan klien untuk menjaga dan meninjau
catatan akuntansi dan mempersiapkan laporan keuangan. OEC berada dibawah
yurisdiski Menteri Ekonomi dan Keuangan.
Sebaliknya,
CNCC berada dibawah yurisdiski Menteri Kehakiman. Menurut undang-undang hanya
auditor resmi yang boleh mengaudit dan memberikan opini tentang laporan
keuangan. Audit di Prancis secara umum sama dengan padanannya ditempat lain.
Namun, auditor Prancis harus melapor kepada auditor Negara bagian untuk setiap
tindakan criminal yang mereka dapati selama masa audit.
AMF
bertanggung jawab untuk mengawasi audit perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
Namun, AMF bergantung pada komite CNCC untuk melakukan tinjauan mutu audit demi
kepentingannya. Dengan penetapan bersama AMF, CENA memeriksa audit dari setiap
perusahaan yang terdaftar sedikitnya sekali dalam 6 tahun. Pemeriksaan lebih
lanjut juga dilakukan dalam kasus-kasus dimana pekerjaan auditor dianggap tidak
sempurna.
Laporan Keuangan
Perusahaan di Prancis harus melaporkan
hal-hal berikut :
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Catatan atas laporan keuangan
4.
Laporan direktur
5.
Laporan auditor
Keuangan
dari semua perusahaan dan perusahaan kewajiban terbatas lainnya di atas ukuran
tertentu harus diaudit. Perusahaan-perusahaan besar juga harus mempersiapkan dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan pencegahan kebangkrutan bisnis dan sebuah laporan
nasional, yang keduanya merupakan ciri khas Prancis.
Untuk
memberikam tinjauan yang baik dan benar, laporan keuangan harus disiapkan
sesuai dengan legislasi dan dengan keyakinan yang baik. Fitur signifikan dalam
laporan keuangan Prancis adalah persyaratan untuk penulisan catatan kaki yang
ekstensif dan rinci, termasuk hal-hal berikut :
1.
Penjelasan pengukuran aturan yang
digunakan (misalnya kebijakan akuntansi)
2.
Perlakuan akuntansi untuk barang dengan
mata uang asing
3.
Laporan perubahan dalam asset tetap dan
depresinya
4.
Rincian provisi
5.
Rincian setiap revaluasi
6.
Laporan utang dan piutang menurut
waktunya
7.
Daftar anak perusahaan dan pembagian
saham
8.
Jumlah tanggungan pensiun dan kepentingan
pengunduran diri lainnya
9.
Rincian pengaruh pajak pada laporan
keuangan
10.
Jumlah rata-rata karyawan yang diurutkan
menurut kategorinya
11.
Analisis perputaran menurut aktivitas
dan secara geografis
Laporan direktur
mencakup sebuah tinjauan tentang aktivitas perusahaan selama satu tahun,
prospek masa depan perusahaan, kejadian penting pasca-disusunnya neraca,
aktivitas riset dan pengembangan, dan sebuah ringkasan tentang hasil perusahaan
selama lima tahun terakhir. Laporan keuanagan dari perusahaan komersil harus
diaudit, kecuali untuk perusahaan kecil, kewajiban terbatas, dan kemitraan.
Perusahaan-perusahaan
yang terdaftar harus memberikan laporan sementara per enam bulan dan dimulai
pada tahun 2003, hasil dari kegiatan lingkungan mereka. Di antara hal yang
lain, harus ada informasi yang diberikan untuk :
1.
Pemakaian air, bahan baku, dan energy,
dan tindakan yang diambil untuk meningkatkan efesiensi energy
2.
Aktivitas untuk mengurangi polusi di
udara, air, atau tanah, termasuk polusi suara, dan biayanya
3.
Jumlah penyisihan untuk risiko terkait
lingkungan
Undang-undang Prancis
juga berisi ketentuan yang ditujukan untuk mencegah kebangkrutan. Pemikirannya
adalah bahwa perusahaan yang memiliki pemahaman yang baik tentang masalah
keuangan internal mereka dan mempersiapkan pyoyeksi yang aman bisa menghindari
masalah keuangan dengan lebih baik. Maka, perusahaan-perusahaan yang lebih
besar mempersiapkan 4 dokumen: laporan arus kas, laporan perubahan posisi
keuangan atau laporan arus kas, laporan estimasi laba rugi, dan sebuah rencana
bisnis. Dokumen-dokumen ini tidak diaudit, tapi hanya diperiksa oleh auditor.
Dokumen-dokumen tersebut hanya dikirimkan kepada dewan direktur dan perwakilan
pegawai. Jadi, informasi ini dirancang sebagai sebuah sinyal peringatan awal internal
untuk manajemen dan pekerja.
Patokan Akuntansi
Perusahaan-perusahaan Prancis yang
terdaftar mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka, dan
perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar juga mempunyai pilihan ini. Namun,
semua perusahaan Prancis harus mengikuti regulasi tetap dari ketentuan pada
tingkat perusahaan pribadi. Akuntansi untuk perusahaan pribadi merupakan dasar
hokum untuk membagikan deviden dan menghiting penghasilan wajib pajak.
Asset-asset berwujud biasanya dihiting
berdasarkan nilai perolehan. Walaupun revaluasi diperbolehkan , tetap dikenakan
pajak sehingga jarang ditemukan dalam prakteknya. Asset-asset didepresiasikan
menurut ketentuan pajak, biasanya dengan menggunakan metode garis lurus atau
saldo menurun. Persediaan harus dihitung pada nilai terendah atau nilai yang
dapat dicapai dengan menggunakan metode first in, first out (FIFO) atau metode
rata-rata tertimbang.
Biaya riset dan
pengembangan dibebankan pada saat terjadinya, tapi bisa dikapitalisasi dalam
keadaan-keadaan tertentu. Jika dikapitalisasi, biaya riset dan pengembangan
harus diamortisasi kurang dari lima tahun. Asset-asset yang dipinjamkan tidak
dikapitalisasi, dan biaya sewa dibebankan. Kepentingan pensiun dan pengunduran
diri biasanya dibebankan ketika dibayarkan, dan tanggungan masa depan jarang
diakui sebagai hutang. Adanya hubungan antara catatan parusahaan dan pajak
penghasilan, perusahaan tidak menghitung pajak yang ditangguhkan dalam laporan
keuangan pribadi. Simpanan wajib harus diadakan dengan perhitungan 5% dari
penghasilan per tahun hingga simpanannya sesuai dengan 10% modal awal.
Dengan adanya
pengecualian, antara Prancis mengenai laporan keuangan gabungan yang mengikuti
pendekatan isi pokok laporan kewajaran penyajian daripada bentuknya. Dua pengecualian
tersebut yaitu bahwa utang untuk kepentingan pasca-pekerjaan tidak harus diakui
dan pinjaman keuangan tidak perlu dikapitalisasi. Pajak-pajak yang ditangguhkan
dihitung menggunakan metode kewajiban, dan dipotong ketika pembalikan perbedaan
waktu bisa diperkirakan. Metode pembelian biasanya digunakan untuk menghitung
kombinasi bisnis. Goodwill biasanya dikapitalisasi dan diamortisasi ke dalam
pendapatan, tapi tidak ada jangka waktu tertentu periode amortisasi yang
spesifik.
·
Jerman
Iklim akuntansi Jerman
terus berubah semenjak akhir Perang Dunia II. Pada masa itu, akuntansi bisnis
menekankan daftar akun nasional dan seksional (seperti di Prancis). Commercial
Code menetapkan beragam prinsip tentang “pembukuan yang rapi”, dan audit yang
mandiri hampir tidak selamat dari perang. Dalam
sebuah kejadian besar, Corporation Law tahun 1965 memindahkan sistem laporan
keuangan Jerman kea rah pemikiran Inggris-Amerika (tapi hanya untuk
perusahaan-perusahaan yang besar). Dibutuhkan lebih banyak
pengungkapan, penggabungan terbatas, dan laporan manajeman perusahaan.
Pada awal tahun 1970-an
Uni Eropa mulai mengeluarkan perintah penyelarasnnya, di mana Negara-negara
aggotanya diwajibkan untuk menggabungkan diri dengan undang-undang nasionalnya.
Legislasi ini luar biasa karena (1) menggabungkan semua persyaratan akuntansi,
laporan keuangan, pengungkapan, dan audit Jerman ke dalam satu undang-undang;
(2) undang-undang tunggal ini ditetapkan menjadi buku ketiga dari German
Commercial Code (HGB) dan (3) peraturan ini sebagian besar didasarkan pada
konsep dan praktik Eropa.
Ada dua undang-undang
baru yang dikeluarkan pada tahun 1998. Undang-undang yang pertama menambahkan
sebuah paragraph baru dalam buku ketiga German Commercial Code yang
memungkinkan perusahaan yang mengeluarkanekuitas atau utang pada pasar modal
resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi internasional dalam laporan keuangan
gabungan mereka. Undang-undang yang kedua memungkinkan adanya penetapan
perusahaan sektor swasta ungtuk menyusun standar akuntansi bagi laporan
keuangan gabungan.
Undang-undang perpajakn
juga sangat menentukan akuntansi komersial. Prinsip penentuan menyatakan bahwa
penghasilan kena pajak ditentukan oleh apa pun yang dibukukan dalam catatan
keuangan sebuah badan usaha.
Karakteristik dasar
ketiga dari akuntansi Jerman adalah ketergantungannya pada keputusan
undang-undang dan pengadilan. Tidak ada lagi yang memiliki kekuatan mengikat
atau otoritatif
Ragulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Undang-undang tahun
1998 tentang kendali dan transparansi memperkanalkan persyaratan bagi Menteri
Kehakiman untuk mengakui dewan susunan standar nasional untuk memberikan
tujuan-tujuan berikut:
1.
Mengembangkan rekomendasi untuk
penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan gabungan.
2.
Menganjurkan Menteri Kehakiman mengenai
standar akuntansi yang baru.
3.
Mewakili Jerman dalam organisasi
akuntansi internasional seperti IASB.
4.
German Accounting Standards
Committee (GASC), didirikan tidak lama sesudahnya, dan selanjutnya
diresmikan oleh Menteri Kehakiman sebagai otoritas penyusun standar Jerman
GASC mengawasi German Accounting Standards
Board (GASB), yang melakukan pekerjaan teknis dan mengeluarkan standar
akuntansi. GASB berisi tujuh orang ahli audit, analisis keuangan, akademis, dan
industri yang mandiri.
Sistem penyusunan
standar akuntansi Jerman secara umum sama dengan sitem yang digunakan di
Inggris dan Amerika Serikat, dan sama dengan IASB. Namun penting untuk
menekankan bahwa standar GASB merupakan rekomendasi otoriter yang hanya berlaku
untuk laporan keuangan gabungan.
Menurut pendapat kami,
berdasarkan pada penemuan audit kami, laporan keuangan gabungan sesuai IFRS,
seperti yang digunakan oleh Uni Eropa, persyaratan tambahan dari German
Commercial Law. 1HGB dan memberikan tinjauan yang baik dan benar dari asset
bersih, posisi keuangan, dan hasil opersai grup sesuai dengan persyaratan
tersebut.
Laporan Keuangan
Undang- undang menetapkan isi dan format
laporan keuangan, yang mencakup hal-hal berikut:
1.
Neraca
2.
Laporan laba rugi
3.
Catatan
4.
Laporan manajemen
5.
Laporan auditor
Sebuah keistimewaan
dari sistem laporan keuangan Jerman adalah adanya laporan pribadi dari auditor
kepada dewan direktur dan dewan pengawas perusahaan. Laporan ini mengomentari
prospek masa depan perusahaan dan khususnya factor-faktor yang bisa mengancam
kelangsungannya.
Semua perusahaan, bukan
hanya yang terdaftar, bisa menggunakan IFRS dalam menyusun laporan keuangan
gabungan mereka. Namun, laporan keuangan perusahan pribadi harus mengikuti
persyaratan HGB. Perusahaan memiliki pilihan untuk juga mengeluarkan laporan
keuangan perusahaan pribadi menurut IFRS untuk tujuan informasional.
Pengukuran Akuntansi
Berdasarkan Comercial
code (HGB), metode pembelian(akusisi) merupakan metode penggabungan yang
mendasar, tapi penyatuan kepentingan (pooling of interest) bisa
diterima dalam keadaan tertentu. Ada dua bentuk metode pembelian yang
diizinkan: metode nilai buku dan metode revaluasi (biasanya berbeda dalam
laporan kepentingan minoritas).
GAS lebih restriktif
dari pada HGB dalam laporan keuangan gabungan. Berdasarkan GAS 4, metode
revaluasi harus digunakan, dimana asset dan utang yang didapatkan dalam sebuah
penggabungan bisnis dinilai kembali bedasarkan harga pasar, dan kelebihannya
ke goodwill.
Harga perolehan
merupakan dasar untuk menilai asset berwujud. Persediaan dicatat pada biaya
atau pasar yang lebih rendah; FIFO, LIFO, dan rata-rata merupakan metode untuk
menentukan biaya. Depresiasi asset tetap disesuaikan dengan penurunan tingkat
pajak.
Biaya riset dan
pengembangan dibebankan saat terjadinya. Pinjaman dana biasanya tidak
dikapitalisasi, tapi kewajiban pension diakui berdasarkan penentuan nilai
tafsiran yang sesuai dengan undang-undang perpajakan.
Provisi sebagai
estimasi beban atau kerugian masa depan digunakan. Provisi harus disusun untuk
beban pemeliharaan tangguhan, jaminan produk, kerugian potensial dari transaksi
yang tertunda, dan kewajiban yang tidak pasti lainnya.
·
Republik
Ceko
Republik ceko (CR)
terletak di eropa tengah dan berbatasan dengan jerman disebelah barat dan barat
laut, Austria diselatan, republic Slovakia ditimur dan polandia di utara.
Akuntansi di Republik ceko telah berganti arah bebeapa kali,seiring dengan
sejarah politik negaranya. Praktik dan prinsip akuntansinya digambarkan oleh
Negara-negara berbahasa jerman di eropa hingga akhir Perang Dunia II. Kebutuhan
administrative dari berbagai lembaga pemerintahan yang penting dipenuhi melalui
fitur-fitur tertentu seperti penyeragaman daftar akun, metode akuntansi yang
rinci, dan penyeragaman laporan keuangan, wajib bagi semua badan uasaha.
Setelah tahun 1989, Ceko bergerak cepat menuju ekonomi berorientasi pasar.
Divisi Ceko tidak langsung terpengaruh oleh proses inu. Pada tahun 1993, Prague
Stock Exchange mulai resmi berjalan. Pada tahun 1995 Republik Ceko menjadi anggota
pertama pasca-komunis dalam Organization for Economic Coorperation and
Development (OECD). Republik Ceko bergabung dengan NATO pada tahun 1999 dan Uni
Eropa pada tahun 2004.
Regulasi dan Pelaksanaan
Akuntansi.
Commercial code yang
baru dibuat oleh parlemen Ceko pada tahun 1991 dan mulai efektif pada 1 januari
1992. Dipengaruhi oleh akar undang-undang perdagangan Austria yang lama dan
mencontoh pada undang-undang perdagangan Jerman, Commercial code memperkenalkan
sejumlah legislasi dasar yang berhubungan dengan bisnis.( Undang-undang Ceko
didasarkan pada system hukum sipil dari bagian Eopa). Legislasi ini berisi
persyaratan untuk laporan keuangan tahunan, pajak-pajak penghasilan, audit dan
pertemuan rapat pemegang saham. Accountancy Act, yang menentukan persyaratan
untuk akuntansi, dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai efektif pada 1 januari
1993. Proses Audit diatur oleh Act on Auditors, yang dikeluarkan pada tahun
1992. Undang-undang ini membentuk chamber of Auditors, sebuah badan
professional yang mengatur dirinya srndiri yang mengawasi pendaftaran,
pendidikan, pengujian, dan menertibkan Auditor, penyusunan daftar audit, dan
regulasi praktik audit, seperti format laporan audit.
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Harus bersifat
komparatif, terdiri atas:
1.
Neraca
2.
Akun keuntungan dan kerugian (laporan
laba rugi)
3.
Catatan
Sesuai dengan persyaratan EU Directives, catatan
meliputi penjelasan kebijakan akuntansi dan informasi relevan lain untuk
menilai laporan keuangan. Contoh-contoh informasi yang relevan yaitu informasi.
·
Akuntansi
Komparatif II
Bab ini membahas pelaporan keuangan dan
aktivitas audit di negara – negara perekonomian berkembang. Negara – negara
tersebut adalah Republik Ceko, Republik Rakyat Cina (Cina), Republik Cina
(Taiwan) dan Meksiko. Republik Ceko dan Cina mengalami perubahan dari
perekonomian terencana secara terpusat menjadi perekonomian yang lebih
berorientasi terhadap pasar.Namun demikian Republik Ceko sedang bergerak maju
menuju ekonomi pasar secara utuh sedangkan Cina sedang mengambil jalan tengah
menuju jalan tengah yaitu ekonomi pasar sosialis yaitu perekonomian terpusat
dengan adaptasi pasar. Taiwan dan Meksiko merupakan negara kapitalis namun
secara tradisional memiliki campur tangan pemerintah pusat yang kuat dan
kepemilikan pemerintah terhadap industry – industry penting.Sistem akuntansi
keuangan masing – masing negara lebih berkembang dalam hal penetapan standar,
ketentuan, dan praktik bila dibandingkan dengan Republik Ceko dan Cina.
Alasan untuk Memilih Keempat Negara
Ini
Alasan negara – negara ini dipilih
·
Cina
Cina merupakan negara yang berpenduduk terbanyak didunia, sehingga perusahaan – perusahaan yang datang dari seluruh dunia berkeinginan untuk melakukan bisnis dengan cina dan perkembangan akuntansibmerupakan bagian yang penting dari perubahan structural yang terjadi diperekonomian Cina.
Cina merupakan negara yang berpenduduk terbanyak didunia, sehingga perusahaan – perusahaan yang datang dari seluruh dunia berkeinginan untuk melakukan bisnis dengan cina dan perkembangan akuntansibmerupakan bagian yang penting dari perubahan structural yang terjadi diperekonomian Cina.
·
Republik
Ceko
Negara ini merupakan negara bekas
anggota blok soviet. Republik ceko dipilih karena perkembangan akuntansinya
merupakan perwaklan dari apa yang ada di negara bekas blok soviet lainnya.
·
Taiwan
Taiwan sering disebut “macan asia” satu dari beberapa negara Asia yang mengalami pertumbuhan produk domestic bruto yang cepat beberapa tahun terakhir.
Taiwan sering disebut “macan asia” satu dari beberapa negara Asia yang mengalami pertumbuhan produk domestic bruto yang cepat beberapa tahun terakhir.
·
Meksiko
Meksiko dipilih karena perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara tahun 1994 telah menciptakan sejumlah minat baru dalam akuntansi Meksiko di Kanada, Amerika Serikat dan negara – negara lain.
Meksiko dipilih karena perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara tahun 1994 telah menciptakan sejumlah minat baru dalam akuntansi Meksiko di Kanada, Amerika Serikat dan negara – negara lain.
Sistem Akuntansi
Keuangan Di Empat Negara
§
Republik
Ceko
Akuntansi di Republik
Ceko telah berubah arah selama beberapa kali pada abad ke 20 yang menggambarkan
sejarah politiknya. Praktik dan prinsip akuntansi mencerminkan praktik dan
prinsip akuntansi yang dianut oleh negara – negara eropa yang berbahasa Jerman
hingga akhir perang dunia II. Kemudian karena perekonomian terencara oleh pusat
sedang dibangun praktik akuntansi didasarkan pada model soviet. Setelah tahun 1989, Cekoslowakia
bergerak dengan cepat menuju perekonomian berorientasi pasar. Pemerintah
melakukan perbaikan besar terhadap struktur hukum dan administrasi untuk
mendorong perekonomian dan menarik investasi asing. Hukum dan praktik komersial
disesuaikan agar sesuai dengan standar barat. Akuntansi beralih kembali kearah
dunia barat, dan kali ini mencerminkan prinsip – prinsip yang ditetapkan dalam
Direktif Uni Eropa.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Hukum Komersial yang baru disahkan oleh
parlemen pada tahun 1991, dipengaruhi oleh
hukum komersial lama yang berakar di Austria dan dibentuk dari hukum komersial
jerman. Hukum tersebut memperkenalkan sejumlah aturan terkait dengan usaha.
(Hukum Ceko didasarkan pada sistem hokum kode sipil eropa kontinantal).
Legislasi ini mencakup ketentuan terhadap laporan keuangan tahunan, pajak
penghasilan, audit, dan rapat pemegang saham.
Undang – undang akuntansi yang menetapkan ketentuan atas akuntansi dibuat berdasarkan Direktif keempat dan ketujuh Uni Eropa, undang undang tersebut secara khusus menegaskan penggunaan daftar akun yang digunakan untuk pembuatan catatan dan penyusunan laporan keuangan. Undang – undang ini kemudian diamandenmen agar Ceko semakin dekat dengan IAS / IFRS. Jadi akuntansi di Republik Ceko dipengaruhi oleh hukum komersial, undang – undang akuntansi dan keputusan kementerian keuangan.
Undang – undang akuntansi yang menetapkan ketentuan atas akuntansi dibuat berdasarkan Direktif keempat dan ketujuh Uni Eropa, undang undang tersebut secara khusus menegaskan penggunaan daftar akun yang digunakan untuk pembuatan catatan dan penyusunan laporan keuangan. Undang – undang ini kemudian diamandenmen agar Ceko semakin dekat dengan IAS / IFRS. Jadi akuntansi di Republik Ceko dipengaruhi oleh hukum komersial, undang – undang akuntansi dan keputusan kementerian keuangan.
Pelaporan
Keuangan
Pelaporan keuangan harus bersifat
komparatif , terdiri dari Neraca, Laporan Laba dan Rugi dan Catatan. Laporan
keuangan ini konsisten dengan Direktif UE, catatan mencakup penjelasan atas
kebijakan akuntansi dan informasi lainnya yang relevan untuk menganalisis
laporan keuangan. Perusahaan – perusahaan di Ceko memiliki opsi untuk
menggunakan IAS / IFRS atau standar akuntansi Ceko pada saat menyusun laporan
keuangan konsolidasi.
Pengukuran Akuntansi
·
Metode akuisisi (pembelian) digunakan
untk mencatat penggabungan usaha
·
Goodwill yang timbul di suatu penggabungan
usaha dihapusbukukan pada tahun pertama konsolidasi atau dikapitalisasi dan
diamortisasi tidak lebih dari 15 tahun
·
Kurs nilai tukar pada akhir tahun
digunakan ketika melakukan translasi atas laporan laba rugi dan neraca anak
perusahaan di luar negeri.
·
Aktiva berwujud dan tidak berwujud
dinilai sebesar biaya perolehannya dan dihapusbukukan selama perkiraan masa
manfaat ekonominya.
·
Persediaan dinilai sebesar yang lebih
rendah anatara biaya perolehan atau nilai pasar dan metode FIFO dan rata – rata
tertimbang merupakan asumsi arus biaya yang diperbolehkan.
·
Penelitian dan pengembangan boleh
dikapitalisasikan jika terkait dengan proyek – proyek yang telah berhasil
diselesaikan dan mampu menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang.
·
Aktiva sewa guna usaha umumnya tidak
dikapitalisasikan
·
Pajak penghasilan tangguhan dicatat
apabila mungkin terjadi dan dapat diukur dengan andal
·
Cadangan wajib juga diharuskan
·
Laba disisihkan tiap tahunnya hingga
besarnya mencapai 20 persen dari saham untuk perusahaan perseroan dan 10 persen
untuk perusahaan dengan kewajiban terbatas.
§
Cina
Akuntansi di Cina
memiliki sejarah panjang. Berfungsinya akuntansi dalam hal pertanggungjawaban
dimulai pada masa Dinasti Hsiu dan sejumlah dokumen menunjukkan bahwa akuntansi
digunakan untuk mengukur kekayaan dan membandingkan pencapaian dikalangan
bangsawan.
Karakteristik utama akuntansi di Cina saat ini berasal dari pendirian Republik Rakyat Cina yang menerapkan suatu perekonomian terencana yang sangat terpusat, yang mencerminkan prinsip – prinsip Marxisme dan pola – pola yang dianut Uni Soviet.
Karakteristik utama akuntansi di Cina saat ini berasal dari pendirian Republik Rakyat Cina yang menerapkan suatu perekonomian terencana yang sangat terpusat, yang mencerminkan prinsip – prinsip Marxisme dan pola – pola yang dianut Uni Soviet.
Regulasi dan Penegakan
Aturan Akuntansi
Komite Standar
akuntansi Cina bertanggungjawab untuk mengembangkan standar akuntansi. Proses
penetapan standar ini mencakup pembagian tugas melakukan penelitian kepada
sejumlah gugus tugas. Anggota CASC terdiri dari para ahli yang berasal dari
kalangan akademisi, dan kelompok – kelompok utama lainnya yang berhubungan
dengan perkembangan akuntansi di Cina. CASC telah menerbitkan standar akuntansi
terhadap masalah – masalah seperti laporan arus kas, restrukturisai utang,
pendapatan, transaksi nonmoneter, kontijensi dan sewa guna usaha.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari :
1.
Neraca
2.
Laporan laba Rugi
3.
Laporan Arus kas
4.
Catatan atas laporan keuangan
Penjelasan kondisi
keuangan
Laporan tambahan
diwajibkan untuk mengungkapkan penurunan nilai aktiva, perubahan direktur
permodalan daan penyisihan laba. Laporan keuangan harus dikonsolidasikan,
bersifat komparatif, dalam bahasa Cina dan dinyatakan dalam mata uang Cina,
renmibi. Laporan keuangan tahunan harus diaudit oleh seorang CPA Cina.
Pengukuran Akuntansi:
1. Metode
akuisisi (pembelian) digunakan untuk mencatat penggabungan usaha
2. Goodwill
harus dihapusbukukan selama tidak lebih dari 10 tahunKonsolidasi proporsional digunakan
untuk usaha patungan
3. Akun
– akun anak perusahaan dikonsolidasikan apabila kepemilikan melebihi 50% dan
atau terdapat kekuatan untuk mengendalikan.
4. Biaya
historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud, revaluasi aktiva tidak
diperkenankan
5. Aktiva
berwujud didepresiasikan selama perkiraan masa manfaat, umumnya sengan metode
garis lurus
6. Metode
depresiasi dipercepat dan unit produksi juga diperbolehkan
7. Persediaan
dinilai sebesar yang lebih rendah anatara biaya perolehan atau nilai pasar dan
metode FIFO, LIFO dan rata – rata tertimbang merupakan yang diperbolehkan
8. Aktiva
tidak berwujud yang dibeli juga dicatat berdasarkan harga peroleghannya dan diamortisasi
selama masa manfaat
9. Aktiva
tidak berwujud juga dicatat berdasarkan biaya dan diamortisasi selama tidak
lebih dari 10 tahun
10. Perusahaan
yang memperoleh hak untuk menggunakan tanah dan hak property industrial
menyajikannya sebagai aktiva tidak berwujud
11. Penelitian
dan pengembangan boleh dikapitalisasikan jika terkait dengan proyek – proyek
yang telah berhasil diselesaikan dan mampu menghasilkan pendapatan dimasa yang
akan datang.
Pengaruh
Amerika Serikat kepada Taiwan dalam hal akuntansi juga kuat. Pelaporan keuangan
auditing dan aspek – aspek lain akuntansi di Taiwan mirip dengan yang ditemui
di Amerika Serikat. Namun kini telah mulai melangkah untuk menyatu dengan IAS /
IFRS.
v Aturan Aturan Akuntansi
Christopher Nobes dan Robert
Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan
perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan
praktik akuntansi.
Faktor-faktor
tersebut antara lain sebagai berikut :
§
Sistem hokum
§
Sumber pendanaan
§
Sistem perpajakan
§
Profesi akuntan
§
Teori Akuntansi
§
Accidents of History
v Klasifikasi Akuntansi Internasional
Dapat Dilakukan
·
Dengan pertimbangan
Klasifikasi
dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman.
·
Secara empiris
Klasifikasi secara
empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip
dan praktek akuntansi seluruh dunia.
v Teori Keunggulan
Komparatif (theory of comparative advantage)
Merupakan teori yang
dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi
bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa
keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barangdan jasa lebih
banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama
memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah,
tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya,
Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan
Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan
saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif,
suatu bangsa dapat
meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika
negara tersebut melakukan spesialisasiproduksi barang
atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
v Standar Pelaporan Keuangan
Internasional
Sejumlah standar yang
dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama
terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan
antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar
Akuntansi Internasional (bahasa
Inggris: Internasional Accounting
Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru
mengambil alih tanggung jawab gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional
dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC
yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar
barunya dengan nama IFRS.
·
Struktur
IFRS
IFRS dianggap sebagai
kumpulan standar "dasar prinsip" yang kemudian menetapkan peraturan badan
juga mendikte penerapan-penerapan tertentu.Standar Laporan
Keuangan Internasional mencakup:
Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional(Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS) dikeluarkan setelah tahun 2001
Peraturan-peraturan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards (IAS)
-dikeluarkan sebelum tahun 2001
Interpretasi yang berasal dari Komite
Interpretasi Laporan Keuangan
Internasional (bahasa International
Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) dikeluarkan setelah tahun
2001
Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001 Kerangka Kerja untuk Persiapan dan
Presentasi Laporan Keuangan (1989) (Framework for the Preparation and
Presentation of Financial Statements (1989).
·
Pelaporan
Keuangan
Ada 3 kelompok ukuran-
kecil, mengah, besar – yang didefinisikan dalam jumlah dalam neraca,umlah
penjualan per tahun, dan jumlah karyawan. Undang-undang akuntansi tahun 1985
secarakhusus menetukan isi dan bentuk laporan keuangan, yang meliputi :
·
Neraca
·
Laporan Keuangan
·
Catatan atas Laporan Keuangan
·
Laporan Manajemen
·
Laporan Auditor
Undang-undang 1985
mengharuskan pengungkapan catatan laporan keuangan. Perusahaan
kecildikecualikan dari ketentuan audit dan dapat meyusun neraca dalam bentuk
yang diringkas.Perusahaan kecil dan menengah juga memiliki ketentuan
pengungkapan yang lebih sedikit dalamcatatan laporan keuangan dan menyusun
laporan laba rugi yang ringkas. Perusahaan yangsahamnya diperdagangkan kepada
public harus menyediakan laporan arus kas konsolidasi.Ciri utama system
pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada
dewan direkur pengelolah perusahaan dan dewan pengawasa perusahaan. Laporan
ini berisi pendapat terhadap pospek masa depan perusahaan dan khususnya
factor-faktor yangmengancam kelangsungan hidup perusahaan. Auditor harus
menjelaskan dan menganalisis pos- pos dalam neraca yang memiliki pengaruh
material atas posisi keuangan perusahaan.
Pengukuran AkuntansiDua
bentuk metode pembelian yang diizinkan adalah metode nilai Buku dan metode
revaluasi.Aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai
kini dan jumlah yangtersisah merupakan goodwill.Goodwill dapat disalinghapuskan
terhadap cadangan dalam ekuitasatau diamortisasi secara sistematis selama umur
manfaat ekonominya. Hukum tersebutmenyebutkan periode 4 tahun sebagai periode
amortisasi regular, akan tetapi periode hingga 20tahun masih dapat dierima.
Metode ekuitas harus dapat digunakan untuk perusahaan yang
tidak konsolidasi dengan kepemilikan sebesar 20 % atau lebih
·
Kerangka
Kerja
Kerangka kerja gunan
Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan menyampaikan prinsip-prinsip dasar
IFRS.Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan
perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual
Framework project)bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep
yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan
lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep
pertama kali dibentuk.Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna
standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara
internal dan diterima secara internasional.Karena hal tersebut, (dewan) IASB
dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.
·
TRANSLASI MATA UANG
Pengaruh Alternatif Kurs Translasi
Terhadap Laporan Keuangan.
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang
asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan 3 nilai tukar
yaitu antara lain :
·
Kurs
kini (current)
·
Kurs historis (historical)
·
Kurs rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan
antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan
kerugian transaksi (transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan
kerugian akibat nilai tukar. Dari dua jenis penyesuaian transaksi,
keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai
tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai
tukar yang digunakan saat penyelesaian.Jenis dua penyesuaian transaksi adalah
keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul
ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi
diselesaikan.Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar
dilunasi, kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama
dengan kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang. Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang
timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai
tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan antara
keuntungan dan kerugian transaksi dan translasi.
Jenis Penyesuaian Nilai Tukar
v
Transaksi
Mata Uang Asing.
Transaksi mata uang
asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan
pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.Berdasarkan konsep mata uang
fungsioanal yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang
yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas.
Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu
mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang lain.
FAS No. 52, pernyataan
standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS,
mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing :
·
Pada tanggal suatu transaksi diakui,
setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan
atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam
mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan
kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
·
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo
yang berdenominasi dalam suatu mata uang harus selain
Mata
uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk
mencerminkan kurs nilai tukar terkini. Penyesuaian
kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas
transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai
tukar di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan
keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu
keuntungan atau kerugian atas transaksi yang belum diselesaikan) akan sama
dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangan. Dalam
transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan
kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu :
Perspektif Transaksi Tunggal : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
Perspektif Transaksi Tunggal : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
Perspektif Dua
Transaksi : Penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah
dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut .
FAS no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
FAS no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
·
Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan
transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu.
·
Transaksi tersebut dimaksudkan dan
berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung
nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen
mata uang asing.
v METODE DALAM TRANSLASI MATA UANG
ASING.
Perusahaan yang
beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan
keuangannya dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi
ini terdiri dari dua jenis yaitu :
v
Metode
Kurs Tunggal
Kurs terkini atau kurs
penutupan untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban
dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai
tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan
dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk
periode tersebut. Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap
mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada
awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan
dalam mata uang asing ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs tunggal.
Metode kurs kini
mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko
nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri
setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap
didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata
uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian
translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan
dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
v
Metode
Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai
tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.
Metode ini terbagi atas tiga metode yaitu :
1.
Metode kini - non kini.
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak
perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk
perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali
depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku.
Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang
tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.Metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis.
2.
Metode Moneter - non moneter .
Menggunakan skema klasifikasi neraca
untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban
moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos - pos non moneter
aktiva tetap investasi jangka panjang dan persediaan investor di
translasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos - pos laporan laba rugi di
translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini - non
kini.
Metode ini melihat bahwa aktiva dan
kewajiban menghadapi risiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter
bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang
tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini
mentranslasikan seluruh aktiva nonmoneter berdasarkan kurs historis,yang tidak
cukup memadai untuk aktiva yang dinyatakan sebesar nilai pasar kininya (seperti
investasi dalam surat berharga dan persediaan dan aktiva tetap yang nilainya
diturunkan menjadi sebesar nilai pasar). Metode ini juga akan mendistorsikan
marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi
kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs
translasi historis.
3.
Metode temporal.
Translasi mata uang merupakan proses
konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak
mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran
ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas
diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga
uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun
demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan
keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi local, metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi local, metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.
Ketiga metode yang digunakan yaitu
pertama metode kurs kini-non kini dan moneter-non moneter di gunakan dalam mengindentifikasi
aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko
mata uang asing.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh operasi luar negeri menghadapi risiko mata uang asing karena seluruh aktiva dan kewajiban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar akhir tahun.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh operasi luar negeri menghadapi risiko mata uang asing karena seluruh aktiva dan kewajiban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar akhir tahun.
Metode kini-nonkini mengasumsikan hanya
aktiva dan kewajiban lancar yang sangat beresiko, sedangkan metode
moneter-nonmoneter mengasumsikan bahwa aktiva dan kewajiban moneter yang
beresiko.
Metode temporal dirancang unutk
mempertahankan dasar teori pengukuran akuntansi yang digunakan dalam menyusun
laporan keuangan yang hendak ditranslasikan
v PENGARUH LAPORAN KEUANGAN
Tampilan di bawah ini
menunjukan pengaruh metode translasi terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah
anak perusahaan khayalan Meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang
berbasis di AS menunjukan mata uang peso dan nilai ekuivalen dolar AS terhadap
saldo dalam peso Meksiko pada saat kurs nilai tukar srbesr P1= $0,13 seandainya
peso mengalami depresiasi menjadi P1=$ 0,10 maka beberapa hasil akuntansi yang
berbeda dapat timbul.
Berdasarkan data diatas
menunjukkan metode translasi yang berbeda memberikan hasil akuntansi yang
beragam, mulai dari kerugian sebesar $450 bila menggunakan metode kurs kini
hingga keuntuungan sebesar $360 bila menggunakan metode moneter - non moneter.
Perbedaan ini cukup besar mengigat seluruh hasilnya didasarkan pada fakta yang
sama. Yang lebih penting lagi, laba terkait operasi yang dilaporkan sebelum
translasi mata uang sangat mungkin akan berubah dilaporkan menjadi
kerugian atau laba yang jauh lebih rendah setelah translasi (atau
kebalikannya).
v MODEL TRANSLASI MANA YANG TERBAIK
Keadaan yang mendasari
proses translasi mata uang asing sangat berbeda.Translasi akun-akun dari mata
uang yang stabil ke dalam mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dengan
melakukan translasi dari mata uang yang tidak stabil ke dalam mata uang yang
stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara translasi untuk transaksi jenis
ekspor-impor dan transaksi yang melibatkan perusahaan afiliasi yang secara
tetap didirikan atau anak perusahaan di Negara lain yang menanamkan kembali
laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada
induk perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua, translasi
dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak
perusahaan luar negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk
perusahaan tidak sama dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang
independent dengan maksud untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri.
Ada tiga pertanyaan yang harus diperhatikan :
1.
Apakah menggunakan lebih dari satu
metode translasi diperbolehkan ?
2.
Jika ya, metode manakah yang dapat
digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan ?
3.
Apakah terdapat situasi di mana
translasi sama sekali tidak boleh dilakukan ?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jeals terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terkait dengan pertanyaan pertama, jeals terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan.
Terdapat tiga
pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
· Metode historis
Objek translasi adalah untuk mengubah
unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang
domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai
dengan prinsip - prinsip akuntansi yang diterima secara umum
dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan
kurs nilai tukar historis.Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum
mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan
kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
· Metode kini
Merupakan translasi (penyajian ulang)
secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metode
kurs kini lebih teapt digunakan apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri
yang ditranslasika tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukuran
:yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan lokal.
Translasi berdasarkan kurs kini tidak mengubah segala bentuk hunbungan
awal dalam laporan keuangan mata uan asing, karena seluruh saldo akun
hanya perlu dikalikan dengan suatu konstanta. Pendekatan ini berguna jika
akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham
luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
· Tidak dilakukan translasi sama
sekali
Dilakukan apabila tidak ada translasi
yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan
sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan
menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang
manapun. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga membuat translasi
akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan juga tidak dapat
dilakukan. Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan
independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi
bagi para penduduk di negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan
ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang
dapat dibandingkan. Manajer iternasional yang efektif harus mampu mengevaluasi
situasi dan mengambil keputusan yang menyangkut lebih dari satu mata uang.
v Kurs Kini Yang Tepat.
Sejauh ini istilah kurs nilai tukar yang
sering digunakan dalam metode translasi adalah kurs historis dan kurs kini.
Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban.
Beberapa negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk translasi yang
berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada.
Beberapa alternatif yang disarankan
adalah :
·
Kurs pembayaran deviden,
·
Kurs pasar bebas dan,
·
Kurs penalti atau preferensi yang dapat
digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor atau ekspor.
v
Keuntungan
Dan Kerugian Translasi.
PSAK No.10 menyatakan
bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam
perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya
dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama
maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut. Namun, jika timbulnya
dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi,
maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan
perubahan kurs untuk masing-masing periode. Secara
internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga
berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas
penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada
penangguhan.
Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa
pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
Penangguhan Parsial
Keuntungan
atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin
setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan
keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga
tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan
translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan
periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya.
Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
Tidak Ditangguhkan
Untuk
mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera
mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu
dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam
laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan
apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan menyesatkan para pembaca
laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang
sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar
terhadap arus kas sebuah perusahaan.
v PERKEMBANGAN AKUNTANSI
TRANSLASI
Praktik akuntansi translasi
telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi
multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk
memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi
yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan
keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum
1965
Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian
diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini.
Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba. Keuntungan
atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode berjalan.
Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam penundaan neraca dan
digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa
mendatang.
1965
– 1975
Bab
12 ARB no 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini
dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs
historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka
panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi
yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari
biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata
uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle
Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
1975 – 1981
FASB
mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di
AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena
mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan
kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama
periode perubaahan kurs nilai tukar.
Reaksi
perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar
teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat
ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil
akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8
terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah
perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang
dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba
perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.
1981 - hingga kini
FASB
mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik
dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting
Standars No.52 pada tahun 1981
·
Isi
Standar No 52.
Tujuan
FAS No.52 berbeda dengan FAS No.8. FAS No. 8 menggunakan sudut pandang induk
perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan
seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dolar AS. Standar No.
52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan
merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.
Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu : Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing,laporan keuangan ditranslasikan kedalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen yang terpisah.
Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu : Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing,laporan keuangan ditranslasikan kedalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen yang terpisah.
Prosedur
kurs kini yang digunakan adalah :
1. Seluruh
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam doalr dengan
menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan
kurs historis.
2. Pendapatan
dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal
transasksi, meskipun kurs
rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
3. Keuntungan
dan kerugian translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegang saham
konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba
rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya
dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi apabila dolar AS merupakan mata uang
fungsional .
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang kedalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam penentuan laba periode berjalan. Secara khusus :
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang kedalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam penentuan laba periode berjalan. Secara khusus :
1. Aktiva
dan kewajiban moneter dan aktiva non-moneter dinilai berdasarkan harga pasar
terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan
keuangan, pos non moneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs
historis.
2. Pendapatan
dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs nilai tukar selama
periode berjalan , pos-pos nonmoneter (seperti HPP dan beban depresiasi) yang
ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
3. Keuntungan
dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi apabila mata uang asing merupakan mata
uang fungsional. Apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing
lainnya. Dalam situasi ini laporan keuangan pertama - tama disajikan ulang dari
mata uang lokal kedalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian
ditranslasikan kedalam dolar AS dengan menggunkan metode kurs kini.
Pengecualian dalam metode kurs kini adalah untuk
anak perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi
kumulatif selam 3 tahun berturut-turut.Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu
nilai dolar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode
translasi temporal. Jika suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang
terpisah dan dapat dipisahkan,setiap operasi dapat dianggap sebagai entitas
terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri.
Mata uang asing berarti semua mata uang selain mata
uang negara yang bersangkutan atau semua mata uang selain mata uang fungsional
dari suatu entitas. Mata uang lokal adalah mata uang dari negara tertentu atau
mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari
negara yang bersangkutan. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di
wilayah utama perusahaan.
Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
v Translasi Mata Uang Asing Dan
Inflasi.
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar
sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi
seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi
kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan
laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar
negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing.
v Translasi Mata Uang Asing Di Negara
Lain
Kanada
Institut akuntan bersertifikat di Kanada
(CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi
International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan
utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang
jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian
translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris
Perbedaan utama standar di Inggris dan
di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara–negara
yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama - tama harus disesuaiakan
terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs
kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian kembali
aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang
berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Selandia
Baru
Pada dasarnya sama dengan Australia,
Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter
untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya
Jepang
Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya
dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain
translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan
melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau
sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada
di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai
pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing.
Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar
internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi
mata uang asing.
v Translasi Apablia Mata Uang Lokal
Merupakan Mata Uang Fungsional
Jika
mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan
entitas, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan
metode kurs kini.keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan
sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi. Hal ini mempertahankan
rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan keuangan dalam mata uang
lokal.
v Translasi Apabila Dolar AS Merupakan
Mata Uang Fungsional
Apabila
dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan
keuangan dalam mata uang sing diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan
metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian transaksi yang berasal dari
proses translasi dimasukan ke dalam penentuan laba berjalan. Secara khusus :
·
Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva
nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan
menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter
lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
·
Pendapatan dan beban ditranslasikan
dengan menggunakan rata-rata kurs niali tukar selama periode berjalan, kecuali
untuk pos-pos nonmoneter yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
·
Keuntungan dan kerugian translasi
tercermin dalam laba periode berjalan.
v Translasi Apabila Mata Uang Asing
Merupakan Mata Uang Fungsional
Suatu
entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan
akuntansinya apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya.
Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang
lokal ke dalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian
ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
4.
AUDITING
Pengertian
audit :
Audit atau pemeriksaan dalam
arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau
produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor.
Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh
akuntan publik yang sangat diperlukan untuk memeriksa kewajaran laporan
keuangan yang dihasilkan oleh pihak perusahaan yang diaudit dapat lebih
dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan.
Pengertian
menurut Para Ahli
§
Pengertian Auditing Menurut
(Alvin
A.Arens dan James K.Loebbecke), auditing
adalah :
“Auditing is
the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and
report on the degree of correspondence between the information and established
criteria. Auditing should be done by a competent independent person”.
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
“Suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.”
Menurut (Mulyadi, 2002), berdasarkan beberapa pengertian
auditing di atas maka audit mengandung unsur-unsur:
·
Suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu
langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing
dilakukan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan
bertujuan.
·
Untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk
memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan
usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap
bukti-bukti tersebut.
·
Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya
pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
·
Menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai
pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan
untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut
kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.
·
Kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang
dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa:
§ Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative
§ Anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan
oleh manajemen
§ Prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
diindonesia
·
Penyampaian hasil
(atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam
bentuk laporan audit (audit report)
·
Pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap
laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak
Perbedaan Auditing dengan Akuntansi
Banyak pemakai
laporan keuangan dan orang awam mengacaukan pengertian auditing dengan
akuntansi. Ini disebabkan karena sebagaian besar auditing berkaitan dengan
informasi akuntansi, seperti juga halnya para pelakunya yang memiliki keahlian
dibidang akuntansi lebih dari itu adalah para pelaksanaan audit adalah akuntan
publik yang telah terdaftar.
Perbedaan akuntan
dan auditing menurut Arens and Lobbecke diterjemahkan oleh Amir Badi Jusuf
sebagai berikut :
1. Akuntan merupakan proses pencatatan,,
pengelompokkan, pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang
teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan.
2. Fungsi akuntansi bagi bahan usaha dan masyarakat
adalah menyajikan informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh
pemimpin entitas ekonomi maupun pihak lainnya untuk mengambil keputusan agar
penyajian informasi tepat, maka seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang
baik mengenai prinsip-prinsip dan aturan dalam penyusunan informasi akuntansi.
3. Dalam auditing data akuntansi, yang menjadi pokok
adalah menentukan apakah informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar
kejadian ekonomi pada periode akuntasi. Oleh karena kriteria adalah aturan yang
dimaksud adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
·
Audit
laporan keuangan/financial
statement audit . Audit laporan keuangan adalah audit yang
dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk
memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada
pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
·
Audit
kepatuhan/compliance
audit. Audit ini bertujuan
untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan
undang-undang tertentu . Kriteria- kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang
berbeda. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk
prosedur-prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut
fungsi audit internal, karena oleh pegawai perusahaan.
·
Audit
operasional /operational
audit. Audit operasional merupakan penelahaan secara
sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang
obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional
tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk :
1. Menilai
kinerja, kinerja dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen,
2. Mengidentifikasikan
peluang dan,
3. Memberikan
rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak-pihak yang
mungkin meminta dilakukannya audit operasional adalah manajemen dan pihak
ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta
dilaksanakannya audit tersebut.
Jenis-Jenis
Auditor
Arens and Lobbecke
(2000:6-7) menyatakan jenis-jenis auditor diterjemahkan oleh Amir Badi Jusuf
sebagai berikut :
1.
Auditor Pemerintahan
2.
Auditor Pajak
3.
Auditor Internal
4.
Akuntan Publik
Terdaftar
Syarat
Pendirian KAP
1. Tidak pernah dikenakan sangsi pencabutan ijin
akuntan publik
2. Berdomisili diwilayah Republik Indonesia yang
dibuktikan dengan KTP atau bukti lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
3. Memiliki nomer register Negara untuk akuntan
4. Anggota IAI dan IAI-Kompartemen akuntan publik yang
dibuktikan dengan kartu anggota atau surat keterangan dari organisasi yang
bersangkutan
5. Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang
diselanggarakan oleh IAI
6. Melengkapi Formulir Usap Atau Sebagaimana terlampir
dalam keputusan menteri keuangan
Audit
Investigatif adalah:
·
"Serangkaian kegiatan mengenali
(recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail
informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya
dalam rangka pembuktian untuk mendukung
proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu
entitas (perusahaan/organisasi/negara/daerah)."
·
"a search for the truth, in the
interest of justice and in accordance with specification of law" (di
negara common law).
Jadi, audit itu adalah
suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:
§
Proses pengumpulan dan evaluasi bahan
bukti Informasi yang dapat diukur.
Informasi yang dievaluasi adalah
informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus
dikelompokkan dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut
ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak
Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya.
§
Entitas ekonomi.
Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu
adalah kesatuan, baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain. Dilakukan oleh seseorang (atau sejumlah
orang) yang kompeten dan independen yang disebut sebagai Auditor.
§
Menentukan kesesuaian informasi dengan
kriteria penyimpangan yang ditemukan.
Penentuan itu harus berdasarkan ukuran
yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.
§
Melaporkan hasilnya.
Laporan berisi informasi tentang
kesesuaian antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian
informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas
ketidaksesuaian tersebut.
Tujuan
dan manfaat audit independen
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapatatas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kewajaran
laporan keuangan diukur berdasarkanasersi terkandung dalam setiap unsur yang
disajikan dalam laporan keuangan, yangdisebut dengan asersi manajemen.Asersi
manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi
lima kategori :
1.
Keberadaan
atau kejadian (existency or occurence).
Asersi ini merupakan pernyataanmanajemen
aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tercantum dalam neraca benar-benar ada
pada tanggal neraca serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum
dalamlaporan rugi laba benar-benar terjadi selama periode akuntansi.
2.
Kelengkapan
(completeness).
Kelengkapan
berarti semua transaksi dan akun-akunyang seharusnya tercatat dalam laporan
keuangan telah dicatat. Asersi kelengkapan berlawanan dengan asersi
keberadaan. Jika asersi keberadaan tidak benar maka akunakan dinyatakan terlalu
tinggi, sementara jika asersi kelengkapan tidak benar,makaakun akan dinyatakan terlalu
rendah. Asersi kelengkapan berkaitan dengankemungkinan hilangnya hal-hal yang
harus dicantumkan dalam laporan keuangan sedangkan asersi keberadaan berkaitan
dengan penyebutan angka yang seharusnyatidak dimasukkan.
3.
Hak
dan kewajiban (rights and obligations).
Auditor harus memastikan apakahaktiva
memang menjadi hak klien dan apakah kewajiban merupakan hutang klien pada
tanggal tertentu.
4.
Penilaian
atau alokasi (valluation or allocation).
Asersi ini menyangkut apakahaktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban telah dicantumkan dalam
laporankeuangan pada jumlah yang tepat.
5.
Penyajian
dan pengungkapan ( presentation and disclosure).
Asersi ini menyangkutmasalah apakah
komponen-komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan,diuraikan, dan
diungkapkan secara tepat. Pengungkapan berhubungan denganapakah informasi dalam
laporan keuangan, termasuk catatan yang terkait, telahmenjelaskan secara
gamblang hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaannya
Dalam
melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan
·
Dibutuhkan informasi yang dapat diukur
dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengevaluasi informasi tersebut,
·
Penetapan entitas ekonomi dan periode
waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab auditor,
·
Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah
dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit,
·
Kemampuan auditor memahami kriteria yang
digunakan serta sikap independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan
untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.
Elemen perencanaan Audit
Ruang lingkup
dari perencanaan pemeriksaan ini adalah bervariasi sesuai dengan besarnya
dan kompleksitasnya permasalahan objek
yang diperiksa dan pengetahuan mengenai jenis usaha objek yang diperiksa.
Adapun elemn perencanaan audit menurut Arens dan Loebbecke adalah :
1.
Preplan
2.
Obtain
Background Information
3.
Obtain
Information About Client’s Legal Obligation
4.
Perform
Preliminary Analitical Procedures
5.
Set
Materiality And Asses Acceptable Audit Risk And Inherent Risk
6.
Understand
Internal Control Structure And Asses Control Risk
7.
Develop
Overall Audit Plan And Audit Program
Proses Audit
Adalah
metodologi penyelenggaran audit yang jelas untuk membantu auditor dalam
mengumpulkan bukti pendukung yang kompeten. Ada 4 tahap dalam proses audit, ke
4 tahap tersebut digambarkan sebagai berikut :
Tahap 1 :
Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Dalam setiap
audit, ada bermacam-macam cara yang dapat ditempuh seorang auditor dalam
mengumpulkan bahan bukti untuk mencapai tujuan audit secara keseluruhan.
Tahap 2 :
Melakukan pengujian pengendalian dan translasi
Jika auditor
telah menetapkan resiko pengendalian yang lebih rendah berdasarkan identifikasi
pengendalia, auditor dapat memperkecil luas penilainnya sampai suatu titik
dimana ketepatan informasi laporan keuangan yang berkaitan langsung dengan
pengendalian itu harus diperiksa keabsahannya melalui pengumpulan bahan bukti.
Tahap 3 :
Melaksanakan prosedur analisis dan pengujian terinci atas saldo
Prosedur
analitis digunakan untuk menetapkan kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan.
Tahap 4 :
Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Setelah auditor
menyelesaikan semua prosedur, adalah perlu untuk menggabungkan seluruh
informasi yang dapat untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran
penyajian laporan keuangan.
Referensi :
1.
Choi,
Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba
Empat. Jakarta
2.
Frederick D.S.Choi, Gary K.Meek,
International Accounting, Pearson Education – Prentice.