Nama : Tyas Mustikawati
Kelas : 4eb22
Npm : 28210308
1.
PENETAPAN HARGA
TRANSFER
v Pengertian
Harga Transfer/Transfer Pricing
Biaya/cost
atau harga/price yang dibebankan atas pemindahan suatu barang atau jasa dari
satu divisi ke divisi lain dalam suatu perusahaan atau transaksi antar divisi
secara internal perusahaan.
Harga Transfer lazimnya dipraktikkan
oleh perusahaan yang organisasinya berbentuk desentralisasi dan
pertanggungjawaban dilakukan melalui pusat laba/profit
center atau pusat investasi/investment
center.
v Tujuan Penetapan Harga Transfer
Sistem penentuan harga transfer
harus memenuhi tiga tujuan berikut :
·
Evaluasi prestasi divisi secara akurat
·
Keselarasan tujuan antara divisi dan
perusahaan
· Tetap
terjaganya otonomi divisi
v Metode Penetapan Harga Transfer.
Ada tiga pendekatan atau metode yang
lazim digunakan dalam menetapkan harga transfer:
1.
Metode harga pasar (marked-based
method).
2. Metode
berdasarkan biaya (at cost method), terdiri dari:
A. Berdasarkan
biaya variabel (variable cost),
B. Berdasarkan
biaya penuh (full cost).
3. Metode
negosiasi (negosiation methods).
v Jenis-jenis Metode Transfer Pricing
Terdapat beberapa jenis
metode penentuan harga transfer yang dapat dilakukan, yaitu :
·
Metode
perbandingan harga antara pihak yang independen (comparable uncontrolled
price/CUP);
Metode perbandingan harga antara pihak yang
independen (comparable uncontrolled price) atau disingkat metode CUP adalah
metode Penentuan Harga Transfer yang dilakukan dengan membandingkan harga dalam
transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa
dengan harga dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak
mempunyai Hubungan Istimewa dalam kondisi atau keadaan yang sebanding.
Contoh
penggunaan metode CUP ini misalnya PT. A memiliki 25% saham PT. B. Atas
penyerahan barang PT. A ke PT. B, PT. A membebankan harga jual Rp. 1.600,- per
unit, berbeda dengan harga yang diperhitungkan atas penyerahan barang yang sama
kepada PT. X (tidak ada hubungan istimewa) yaitu Rp. 2.000,- per unit. Pada contoh tersebut harga pasar
sebanding (comparable uncontrolled price) atas barang yang sama adalah yang
dijual kepada PT. X yang tidak ada hubungan istimewa. Dengan demikian harga
yang wajar adalah Rp. 2.000,- per unit. Harga ini dipakai sebagai dasar
perhitungan penghasilan dan/atau pengenaan pajak. Kondisi
yang tepat untuk menggunakan metode CUP ini adalah :
Barang atau jasa yang ditransaksikan
memiliki karakteristik yang identik dalam kondisi yang sebanding; atau kondisi transaksi yang dilakukan antara
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dengan pihak-pihak yang tidak
memiliki Hubungan Istimewa identik atau memiliki tingkat kesebandingan yang
tinggi atau dapat dilakukan penyesuaian yang akurat untuk menghilangkan
pengaruh dari perbedaan kondisi yang timbul. Apabila
tak ada kondisi di atas yang sesuai, maka metode CUP tidak dapat digunakan dan
Wajib Pajak harus menggunakan metode lainnya yang sesuai.
·
Metode
harga penjualan kembali (resale price method/RPM) atau metode biaya-plus (cost
plus method/CPM);
Metode harga penjualan kembali (resale price method)
atau disingkat metode RPM adalah metode Penentuan Harga Transfer yang dilakukan
dengan membandingkan harga dalam transaksi suatu produk yang dilakukan antara
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dengan harga jual kembali produk
tersebut setelah dikurangi laba kotor wajar, yang mencerminkan fungsi, aset dan
risiko, atas penjualan kembali produk tersebut kepada pihak lain yang tidak
mempunyai Hubungan Istimewa atau penjualan kembali produk yang dilakukan dalam
kondisi wajar.
Misalkan
PT. A memiliki 25% saham PT. B. Atas penyerahan barang ke PT. B, PT. A
membebankan harga jual Rp. 1.600,- per unit. PT. A tidak melakukan penjualan
kepada pihak ketiga yang tidak ada hubungan istimewa. PT. B menjual kembali
barang yang dibeli dari PT. A ke pihak yang tidak ada hubungan istimewa dengan
harga Rp. 2.500,- per unit. Laba kotor sebanding untuk penjualan barang
tersebut adalah 20% dari harga jualnya.
Dalam
menguji kewajaran harga penjualan dari PT. A ke PT. B, dapat diterapkan metode
RPM. Dengan menerapkan metode tersebut maka harga penjualan barang PT. A ke PT.
B yang wajar untuk perhitungan pajak penghasilan/dasar pengenaan pajak adalah
Rp. 2.000,- {Rp. 2.500,- – (20% x Rp. 2.500,-)}.
Kondisi
yang tepat untuk menggunakan metode ini adalah :
Tingkat kesebandingan yang tinggi antara
transaksi antara Wajib Pajak yang mempunyai Hubungan Istimewa dengan transaksi
antara Wajib Pajak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa, khususnya tingkat
kesebandingan berdasarkan hasil analisis fungsi, meskipun barang atau jasa yang
diperjualbelikan berbeda; dan pihak
penjual kembali (reseller) tidak memberikan nilai tambah yang signifikan atas
barang atau jasa yang diperjualbelikan.
· Metode pembagian laba (profit split
method/PSM) atau metode laba bersih transaksional (transactional net margin
method/TNMM).
Metode biaya-plus (cost plus method) atau metode CPM
adalah metode Penentuan Harga Transfer yang dilakukan dengan menambahkan
tingkat laba kotor wajar yang diperoleh perusahaan yang sama dari transaksi
dengan pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa atau tingkat laba kotor
wajar yang diperoleh perusahaan lain dari transaksi sebanding dengan pihak yang
tidak mempunyai Hubungan Istimewa pada harga pokok penjualan yang telah sesuai
dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha.
Contoh
misalnya PT. A memiliki 25% saham PT. B. Atas penyerahan barang ke PT. B, PT. A
membebankan harga jual Rp. 1.600,- per unit. PT. A tidak melakukan penjualan
kepada pihak ketiga yang tidak ada hubungan istimewa.
Dalam
contoh di atas, maka harga yang wajar adalah harga pasar atas barang yang sama
(dengan barang yang diserahkan PT. A) yang terjadi antar pihak-pihak yang tidak
ada hubungan istimewa. Apabila ditemui kesulitan untuk mendapatkan harga pasar
sebanding untuk barang yang sama (terutama karena PT. A tidak menjual kepada
pihak yang tidak ada hubungan istimewa), maka dapat ditanggulangi dengan
menerapkan harga pasar wajar dari barang yang sejenis atau serupa, yang terjadi
antar pihak-pihak yang tidak ada hubungan istimewa.
Dalam
hal terdapat kesulitan untuk mendapatkan harga pasar sebanding untuk barang
yang sejenis atau serupa, karena barang tersebut mempunyai spesifikasi khusus,
misalnya semi finished products, maka pendekatan harga pokok plus (cost plus
method) dapat digunakan untuk menentukan kewajaran harga penjualan PT. A. Misalnya diketahui bahwa PT. A
memperoleh bahan baku dan bahan pembantu produksinya dari para pemasok yang
tidak mempunyai hubungan istimewa. Harga pokok barang yang diproduksi per unit
adalah Rp. 1.500,- dan laba kotor yang pada umumnya diperoleh dari penjualan
barang yang sama antar pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa (comparable
mark up) adalah 40% dari harga pokok. Dengan
menerapkan metode harga pokok plus maka harga jual yang wajar atas barang
tersebut dari PT. A kepada PT. B untuk tujuan penghitungan penghasilan kena
pajak/dasar pengenaan pajak adalah Rp. 2.100 {Rp. 1.500 + (40% x Rp. 1.500)}.
Kondisi
yang tepat apabila akan menggunakan metode CPM ini adalah
Barang setengah jadi dijual kepada
pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa; terdapat
kontrak/perjanjian penggunaan fasilitas bersama (joint facility agreement) atau
kontrak jual-beli jangka panjang (long term buy and supply
agreement) antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa; atau bentuk transaksi adalah penyediaan jasa.
Metode pembagian laba (profit split method) atau
metode PSM adalah metode Penentuan Harga Transfer berbasis laba transaksional
(transactional profit method) yang dilakukan dengan mengidentifikasi laba
gabungan atas transaksi afiliasi yang akan dibagi oleh pihak-pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa tersebut dengan menggunakan dasar yang dapat
diterima secara ekonomi yang memberikan perkiraan pembagian laba yang selayaknya
akan terjadi dan akan tercermin dari kesepakatan antar pihak-pihak yang tidak
mempunyai Hubungan Istimewa.
Metode PSM hanya dapat digunakan dalam kondisi
sebagai berikut :
Transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa sangat terkait satu sama lain sehingga tidak
dimungkinkan untuk dilakukan kajian secara terpisah; atau terdapat barang tidak berwujud yang unik
antara pihak-pihak yang bertransaksi yang menyebabkan kesulitan dalam menemukan
data pembanding yang tepat.
Metode
laba bersih transaksional (transactional net margin method) atau disingkat TNMM
adalah metode Penentuan Harga Transfer yang dilakukan dengan membandingkan
persentase laba bersih operasi terhadap biaya, terhadap penjualan, terhadap
aktiva, atau terhadap dasar lainnya atas transaksi antara pihak-pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa dengan persentase laba bersih operasi yang
diperoleh atas transaksi sebanding dengan pihak lain yang tidak mempunyai
Hubungan Istimewa atau persentase laba bersih operasi yang diperoleh atas
transaksi sebanding yang dilakukan oleh pihak yang tidak mempunyai Hubungan
Istimewa lainnya.
Metode
TNMM ini digunakan jika tidak ada kondisi yang cocok yang dapat diterapkan untuk
menggunakan metode CUP, RPM, CPM dan PSM. Dengan kata lain, metode ini adalah
metode terakhir yang bisa digunakan jika metode yang lainnya tidak dapat
digunakan.
2.
MANAJEMEN KAS
v Pengertian
Kas
Menurut Sugiono dan Untung (2008:16) kas adalah uang
tunai yang dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank,, baik
berupa giro atau deposito. Sedangkan strata kas adalah bentuk lain yang
dimiliki perusahaan yang bersifat sangat likuid. Kas perusahaan merupakan
elemen yang penting dan merupakan urat nadi dari setiap bisnis. Oleh karena
itu, manajemen kas yang efektif akan membantu perusahaan untuk menjaga kinerja
keuangan sepanjang tahun.
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang
memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam
suatu transaksi.
Kas merupakan aktiva yang tidak menghasilkan laba
secara langsung dalam operasi perusahaan, oleh sebab itu perlu dilakukan
pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga pemanfaatan kas
dapat optimal.
v
Pengertian Manajemen Kas
Manajemen Kas merupakan suatu kumpulan kegiatan
perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran, dan investasi kas dari suatu
perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik
sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, walaupun
ia menghasilkan profit.
v
Motif Perusahaan Memiliki Kas
·
Motif Transaksi
Motif
transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai
membiayai kegiatan sehari-hari.
·
Motif Berjaga-jaga
Motif
berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin
terjadi tetapi tidak jelas kapan terjadinya.
·
Motif Spekulatif
Motif
spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatannya itu ada.
·
Motif Compensating Balance
Motif
ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan meminjam sejumlah uang
di bank.
v
Fungsi utama Manajemen Kas
·
Meningkatkan
kontribusi laba dari kas
·
Mengurangi
jumlah investasi yang terkait pada kas
v Tujuan Manajemen Kas
·
Penyediaan kas yang cukup untuk operasi
jangka-pendek dan jangka panjang.
·
Penggunaan dana perusahaan secara
efektif pada setiap waktu.
·
Penetapan tanggung jawab untuk
penerimaan kas dan pemberian perlindungan yang cukup sampai dana disimpan.
·
Penyelenggaraan pengendalian untuk
menjamin bahwa pembayaran-pembayaran hanya dilakukan untuk tujuan yang sah.
·
Pemeliharaan saldo bank yang
cukup, bilamana, cocok, untuk mendukung hubungan yang layak dengan bank
komersial.
v Elemen Manajemen Kas
Pengolaan kas akan
dipisahkan menjadi elemen-elemen berikut ini yang dapat mempermudah pembahasan
mengenai pengelolaan kas dan menggambarkan berbagai kerja Sama yang saling
berhubungan :
·
Ramalan/ taksiran kas.
·
Manajemen arus kas, yaitu pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran kas.
·
Investasi dana yang “ berlebihan “.
·
Hubungan bank.
·
Pengendalian internal (internal
control).
v Peramalan Kas
Tujuan
Peramalan/ Perkiraan Kas
Suatu Ramalan atau taksiran kas (cash forecast)
merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas serta saldonya dalam
suatu periode tertentu. ini merupakan suatu fungsi yang perlu dalam setiap
rencana administrasi kas yang dikelola dengan baik.tujuan dasar dari penyiapan
anggaran kas adalah untuk merencanakan kas yang diperlukan perusahaan ditinjau
dari segi jangka panjang dan jangka pendek juga. juga penyiapan anggaran
membrikan alat untuk mengantisipasikan kesempatan penggunaan kas secara efektif dalam hal ada kelebihan kas. Selain
tujuan umum ini beberapa kegunaan spesifik dari anggaran kas adalah sebagai
berikut :
·
Untuk mennunjukan fluktuasi yang paling
tinggi atau musiman dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang
lebih besar dalam persediaan dan piutang.
·
Untuk menunjukan waktu dan jumlah dana
yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, pembayaran oajak,
dividen, dan bunga.
·
Untuk membantu perencanaan pertumbuhan,
termasuk jumlah dana yang diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal
kerja.
·
Untuk menunjukan jauh dimuka kebuuhan,
jumlah dan lamanya dana yang diperlukan dari sumber luaragar memungkinkan
usahkannya pinjaman yang paling menguntungkan.
·
Untuk membantu mendapatkan kredit
bank dam memjukan kelayakan kredit perusahaan secara umum.
·
Untuk menetapkan jumlah dan lamanya dana
yang mungkin tersedia untuk investasi.
·
Untuk merencanakan pengurangan pinjaman.
·
Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan
dari anak perusahaan dan devisi perusahaan.
·
Untuk memungkinkan perusahaan mengambil
keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara
progesif, sehingga dangan demikian meningkatkan laba.
v Metode Peramalan Kas
Tiga metode telah dikembangkan
untuk menyusun ramalan kas. Meskipun saldo akhir adalah kas yang ditaksirkan,
tetapi metode-metode itu berbeda terutama dalam hubungan titik-tolak peramalan
dan perincian-perincian yang tersedia ;
·
Taksiran langsung atas penerimaan dan
pengeluaran kas.
·
Metode laba bersih yang disesuaikan (
Ajusted Net Income Method).
·
Diferensial metode kerja (Working
Capital Differential).
v Hubungan Antara Anggaran Kas Dengan
Anggaran Lain
Dari pembahasan
terdahulu dengan segera kelihatan, bahwa penyiapan anggaran kas pada umumnya
bergantung anggaran yang lain, yaitu anggaran penjualan, laporan perhitungan
rugi-laba yang ditaksirkan, berbagai anggaran operasi dan rencana strategis
jangka panjang. Sebenarnya anggaran kas merupakan program penjualan yang
terkoordinasi serta yang di korelasikan denganperubahan-perubahan neraca dan
penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.
Dapat
juga diperkirakan, bahwa anggaran kas adalah suatu alat pengecek terhadap
seluruh program anggaran. Apabila sasaran-sasaran anggaran operasi tercapai
maka hasilnya akan tercermin dalam posisi kas. Sebaliknya apabila gagal
mencapai sasaran anggaran, maka bagian keuangan terpaksa harus mencari sumber
tambahan kas.
v Masa Anggaran Kas
Masa anggaran
tergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan anggaran, kondisi keuangan
perusahaan, dan para eksekutif mengenai praktisnya serta kecermatan taksiran.
Sebagai contoh, suatu taksiran jangka-pendek akan dipergunakan dalam menetapkan
kebutuhan kas mungkin untuk satu atau tiga bulan di depan. Tapi apabila marjin
kasnya rendah, maka diperlukan taksiran mengenai penerimaan dan
pembayaran atas dasar per minggu, atau bahkan per hari.
Sebaliknya,
bagi perusahaan yang memiliki jumlah kas yang besar, dapat dikebangkan suatu
anggaran kas per bulan, untuk masa enam bulan atausatu tahun di depan. Untuk
penetapan kebijaksanaan umum keuangan, akan diprlukan anggaran jangka panjang.
Sebagian perusahaan berpendapat, bahwa taksiran yang dibuat untuk menyusun
anggaran untuk masa yang terbatas sampai tiga bulan. Perusahaan lai membuat
suatu anggaran yang saling berhubungan untuk tiga bulan atau lebih didepan,
yaitu dengan selalu menambahkan satu bulan dan menghilangkan bulan berjalan.
Controller
harus menyesuaikan peramalan dangan kondisi-kondisi yang ditemukannya. Da dapat
menyusun satu anggaran kas jangka pendek untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas,
dan juga anggaran jangka panjang untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan
kebijaksanaan keuangan.
v Pelaksanaan Anggaran Kas
Controller dapat
menyiapkan anggaran kas dengan cara biasa, dengan menunjukan jumlah dan
tambahan yang diperlukan (jika ada), dan lamanya kebutuhan itu. akan tetapi,
tanggung jawab untuk mendapatkan dana ini atas dasar yang palig menguntungkan
berada di tangan kepala bagian keuangan atau pejabat utama bidang keuangan.
Kebutuhan
kas harus direncanakan sebagai mana halnya dengan operasi-operasi lain. adalah
memuaskan dengan hanya mengasumsikan, bahwa volume penjualan yang tinggi dan
secara otomatis menghasilkan posisisi keuangan yang sehat. controller mempunyai
cara yang efektif dalam menetapkan keperluan akan adanya program keuangan yang
dipertibangkan dengan baik.
·
Penagihan
Kas
A. Administrasi
Penerimaan Kas
Salah satu tujuan utama manajemen
keuangan adalah mengusahakan adanya penggunaan secara berhati-hati dan efisien.
ditinjau dari segi penagihan kas, ada dua fase yaitu;
1.
Mempercepat
penagihan
2.
Pengendalian
yang intern yang layak tehadap penaguhan.
B. Mempercepat
Penagihan
Ada
dua metode yang lasim dipergunakan untuk mempercepat pengalihan, yaitu lock-box
sistem dan area concentration banking. lock-box system
meliputi penyelenggaraan berbagai rekening/simpanan dalam berbagai area
geografis yang mempunyai pengalihan kas dalam jumlah besar, sehinggah penyetor
dan para pelanggan akan memakan waktu yang lebih sedikit dalam perjalanan,
paling baik apabila tidak lebih dari satu hari.
Menurut
sistem area concentration banking, unit lokal perusahaan yang menagih
pembayaran dan disetor/ disimpan dalam bank setempat. dari bank lokal, biasanya
melalui kiriman kawat/telegram, dana dipindahkan dengan sangat cepat kepada
beberapa area atau concentration bank. dana lebih dipindahkan secara
otomatis melalui talegram kepada bank dari kanor pusat perusahaan. dalam
cara ini maka waktu dalam perjalanan dapat dipersingkat.
controller
diharapkan mengetahui kedua cara tersebut dan cara-cara lain untuk mempercepat
penagihan, dan membantu kepala bagian keuangan, bilamana perlu.
v Pengendalian Intern Atas Penerimaan
Kas
Dalam organisasi
perusahaan pada umumnya dijumpai banyak jenis transaksi yang biasa atau rutin.
Beberapa sumber yang rutin adalah ;
·
Penerimaan melalui pos,
·
Penjualan kontan,
·
Penjualan kredit.
Tentunya
semua perusahaan mempunyai transaksi lain yang kurang bersifat rutin, seperti
penerimaan penjualan harga tetap, yang dapat ditangani oleh pejabat tertentu
atau memerlukan prosedur khusus. Kebanyakan masalah kas akan berpusat pada
transaksi yang baru dikemukakan diatas, karena untuk penerimaan kas yang lebih
bersifat luar biasa atau kurang banyak dengan mudah dapat dekenakan suatu
pengecekan yang sederhana.
Dengan
tidak mempersoalkan sumber kasnya, basis untuk pencegahan kesalahan atau
kecurangan adalah prinsip pengecekan intern (internai check). System
tersebut meliputi pemisahan fungsi antara pengurusan fisik uang dengan
penyelenggaraan pembukuannya. System itu mengharuskan pekerjaan seseorang
pegawai dengan pegawai lain dapat saling melengkapi.
System
pengendalian intern harus dirancang atas dasar masing-masing organisasi. Akan
tetapi terdapat saran umum yang dapat membantu controller dalam menelaah
situasi pada perusahannya sendiri:
1.
Semua penerimaan kas melalui pos harus
dicatat sebelum ditransfer kepada kasir.
2.
Semua penerimaan harus disetor
sepenuhnya setiap hari.
3.
Tanggung jawab untuk menangani kas harus
dirumuskan dengan jelas dan ditetapkan secara pasti.
4.
Biasanya fungsi penerimaan kas dan
pengeluaran kas harus diisahkan sama sekali (kecuali dalam lembaga keuangan).
5.
Penanganan fisik kas harus dipisahkan
seluruhnya dari penyelenggaraan pembukaan, dan kasir tidak brwenang/berhak
terhadap pembukuan.
6.
Para agen dan walil lapangan diharuskan
memberikan kwitansi tanda terima, tentunya dengan meninggalkan tembusan untuk
arsip.
7.
Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh
mereka yang tidak menangani kas atau menyelenggarakan pembukaan.
8.
Semua pegawai yang menangani kas atau
pembukuan kas diharuskan mengambil cuti, orang lain harus menggantikannya
selama masa cuti.
9.
Semua pegawai yang menangani kas atau
pembukuan kas harus diikat dengan kontrak.
10. Sedapat
mungkin dipergunakan alat-alat mekanis yang dapat memberikan alat pengecek
tambahan.
11. Apabila
praktis, penjualan kontan harus diverifikasi dengan catatan persediaan dan
hasil opname fisik persidiaan.
v Pengeluran Kas
·
Pengendalian
Pengeluaran Kas
Dalam bidang
administrasi kas ini, ada dua aspek pengendalian, yaitu;
1.
Penentuan system pembayaran, dan
2.
Sistem
pengendalian intern.
Pengalaman
menunjukan bahwa kegunaan adanya pengendalian yang teliti
terhadap pembayaran adalah
untuk menjamin agar rekening-rekening hanya dibayarkan pada saat telah jatuh
tempo dan bukan lebihdini dari pada itu. Dengan cara demikian, maka kas dapat
dihemat untuk investasi sementara.
Pertimbangan
lain ini dalam menentukan jadwal pembayaran adalah penggunaan “floating cash”
secara nyata. Dengan mengetahui bahwa ada unsur-unsur dalam perjalanan ,
dankenyataan bahwa biasanya saldo bank selalu lebih besar dari pada saldo
menurun buku karena ada cheque-cheque yang masih beredar, maka saldo buku dapat
direncanakan peda tingkat yang lebih rendah. “Floating cash” yang masuk dapat
diseimbangkan dengan pembayaran kas.
·
Rekening
Bank Administrasi
Dalam
pengendalian pembayaran, menyangkut transaksi divisional anak perusahaan atau
kantor lapangan, maka dapat dipergunakan beberapa rekening bank untuk tujuan
khusus, misalnya imprest accouns, zero balance accounts, dan automatic balace
accounts.
Dalam
system zero balance, maka rekening bank untuk unit organisasi tertentu
selalu di pelihara saldonya sebesar nol. Apabilah di terima cheque pembayaran,
maka bank di berih wewenang untuk memindahkan dana yang di perlukan dari
rekening umum ke rekening khusus untuk membayar itu. Pembayaran dapat di
lakukan dengan wesel bayar. Cara lain yang serupa ialah, bahwa kepala bagian
keuangan akan memindahkan melalui kawat atau telegram ke dalam zero bank
account, seterima pemberitahuan dari bank mengenai permintaan pembayaran. Zero
bank accounts dapat mempermudah pengawasan pembayaran melalui satu atau
beberapa perkiraan. System terseut juga mempermudah melakukan pengecekan cepa
terhadap posisi kas perusahaan
Dalam
automatic balance accounts dipergunakan perkiraan yang sama untuk penerimaan
dan pengeluaran. Apabilah rekening tersebut telah beradah di atas suatu tingkat
maximum yang ditetapkan, maka kelebihan rekening tersebut akan di transfer ke
rekening pusat; dan sebaliknya, apabilah saldo yang di bawah tingkat minimum ,
maka rekening tersebut harus di isi kembali.
·
Pengamatan
Pengendalian Intern
® Pentingnya Pengendalan Intern
Apabilah
uang telah di setor ke bank, nampaknya masalah utama pengaman kas telah di
pecahkan. Memang benar, bahwa pengendalian pengeluaran kas merupakan hal yang
relative sederhana apabilah beberapa aturan di taati. Setelah factor pembelian
di setujui untuk pembayaran, langkah berikut biasanya penyiapan cheque untuk
ditandatangi oleh pimpinan. Apabilah semua pembayaran mengalami pemeriksaan
seperti ini, bagaimanakah bisa timbul sesuatu problema? Tetapi justru disinilah
paling besar bahayanya. Setiap kontroler yang harus menandatangani banyak ceque
mengetahui bahwa hal tersebut merupakan tugas yang menjemukan yaitu tugas untuk
memeriksa apakah laporan penerimaan di lampirkan , membandingkan nama
penerimaan uang terhadap faktur, dan membandingkan jumlahnya. Oleh karena tugas
tersebut begitu menjemukan , maka hal tersebut dilakukan secara asal jadi saja.
Namun tugas itu memang penting untuk mengawasi pembayaran , dan harus dilakukan
secara berhati-hati. Yang lain dapat melakukan pemeriksaan secara tiba-tiba
sering dokumen dan bukti pengeluaran palsu dipergunakan untu mendapatakan tanda
tangan yang keedua kalinya. Pencegahan praktek ini mengharuskan adanya
penelitian berhati-hat sebelum cheque ditandatangi, dan jua melalui cara-cara
pengamanan lainnya. Tidak dapat di terima begitu saja bahwa segala sesuatunya
berjalan dengan baikmereka yang menandatangani cheque harus bersikap
mempertanyakan transaksi yang kelahatan meragukan atau tidak dimengerti
sepenuhnya. Memang, pemeriksaan document yang di lampirkan pada cheque sering
akan menyoroti pengeluaran yang tidak tepat dan setiap kelemahan dalam
prosedur-prosedur lain.
® Beberapa Prinsip Pengendalian
Intern
Kesempatan
penggunaan dana secara tidak wajar atau tidak benar adalah demikian besar,
sehingga seorang controller harus selalu menekankan keperluan untuk mengadakan
perlindungan yang wajar dalam fungsi pengeluaran kas. Diperlukan adanya
kewaspadaan dan prosedur pemeriksaan yang sehat. Meskipun system pengendalian
intern dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan organisasi , tetapi beberapa
saran umum yang bersama ditetapkan sebagai berikut :
1.
Ecuali untuk transaksi kas kecil, semua
pembayaran harus dilakukan dengan cheque
2.
Semua cheque harus diberi nomor terlebih
dahulu, dan semua nomor yang dipergunakan atau dibatalkan harus dipertanggung
jawabkan
3.
Semua cheque pembayaran umum harus
ditanda-tangani oleh dua orang secara bersama-sama.
4.
Tangung jawab untuk penerima kas harus
dipisahkan dari tanggung jawab untuk pengeluaran kas.
5.
Semua orang yang menandatangani cheque
atau yang menyetujui pembayaran harus dipertanggungkan secukupnya.
6.
Rekonsiliasi bank harus dilakukan oleh
mereka yang tidak menandatangani cheque atau menyetujui pembayaran.
7.
Pencatatan kas harus terpisah sama
sekali dari tugas melakukan pembayaran.
8.
Faktur yang telah disetujui untuk
pembayaran dan semua dokumen pendukung ydiperlukan ang harus menjadi persayarat
untuk melakukan pembayaran.
9.
Cheque untuk mengisi kembali imprest fund
kas kecil dan pembayaran gaji dan upah harus dibayar kepada individu
tertentudan bukan kepada perusahaan atau pembawa.
10.
Setelah pembayaran dilakukan,semua
dokumen pendukung harus diperforasi atau diberi tanda “telah dibayar” agar
tidak bisa dipergunakan untuk kedua kali.
11.
Alat-alat mekanis harus dipergunakan
bilamana praktis, misalnya alat penulis cheque dan sebagainya.
12.
Harus diadakan rotasi kerja atau
diwajibkan mengambil cutibagi mereka yang bertugas melakukan pembayaran.
13.
Persetujuan bukti/voucher pembayaran
biasanya harus dilakukan oleh mereka yang tidak bertuhgas untuk melakukan
pembayaran.
14.
Untuk transfer antar bank harus ada
persetujuan khusus, dan harus diselenggarakan suatu perkiraan “ Transfer bank”.
15.
Semua bukti/ voucher pengeluaran kas
kecil, harus ditulis dengan tinta atau diketik.
® Metode Penyalahgunaan Dana
Cara
pengamanan sebagai mana baru dibicarakan diatas, adalah sebagian dari cara yang
dikembangkan atas dasar pengalaman dari banyak perusahaan. Beberapa cara umum
untuk melakukan kecurangan adalah sebagai berikut ;
1. Menyiapkan
bukti voucher palsu atau mengajukan voucher untuk mendapatkan bayaran dua kali.
2. “Kiting”,
atau pinjaman tanpa mendapat persetujuan dengan cara tidak mencatat
pembayaran, tetapi mencatat penyetoran dalam hal melakukan transfer bank.
3. Mencantumkan
jumlah total yang tidak benar dalam buku kas.
4. Menaikan
jumlah cheque setelahditandatangani.
5. Mencantumkan
potongan harga dengan jumlah yang lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
6. Menguangkan
cheque gaji/upah atau dividen yang belum ditagih oleh yang berhak.
7. Mengubah
bukti/ voucher pengeluaran kas kecil.
8. Memalsukan
cheque dan memusnakannya peda saat telah diterima dari bank menggantikan dengan
cheque lain yang dibatalkan atau dengan nota pembebanan.
·
Rekonsiliasi
Bank
Suatu
fase pengendalian intern yang penting adalah dengan merekonsiliasikan saldo
menurut salinan rekening Koran bank dengan saldo menurun buku. Ini terutama benar
lagi bagi rekening umum bank sebagaimana dibedakan dari rekening yang
hanya untuk melakukan pembayaran.
Telah
dikemukakan sebelumnya bahwa rekonsiliasi bank harus ditangani oleh seseorang
yang bebas dari tugas mengurus penerimaan atau pengeluatan kas. Tugas
rekonsiliasi ini dapat ditangani oleh controller atau dilaksanakan sendiri oleh
bank. Perhatian khusus haru diberikan tarhadap cheque yang beredar pada periode
yanglalu dan terhadap penyetoran yang dilakukan pada akhir periode untuk dapat
mendeteksi kiting.
·
Dana
Kas Kecil
Pada
umumnya perusahaan harus melakukan berbagai pembayaran kecil-kecil. Untuk
memenuhi kebutuhan ini, maka diselenggarakan dana kas kecil
diselenggarakan berdasarkan imprest fund system, yaitu suatu system dengan
saldo dana yang tetap.
Banyak
dana kas kecil seperti ini diperlukan dalam kantor cash cabang atau pada setiap
pabrik. Harus disedikan bentuk kwitansi dan proseduryang seragam termasuk limit
atau pengeluaran yang dilakukan mengenai saluran ini, melalui persetijuan
secara wajar, dan sebagainya.
Apabila
mungkin, maka orang yang menangani penerimaan atau pengeluaran kas tidak boleh
menangani kas kecil. Cara pengamanan lain meliputi opname kas secara mendadak,
pembatasan langsung terhadap semua lembaran kas kecil setelah dilakukan
pembayaran, dan pemeriksaan secara teliti terhadap pengisian kembali kas kecil.
Meskipun dananya mungkin kecil saja, tetapi dapat dibelanjakan jumlah yang
sangat besar (karena pembayaran yang sering). Controller tidak boleh melalaikan
pemeriksaan terhadap kegiatan ini.
·
Investasi
Dana Sementara
Dalam
banyak perusahaan, dana berlebihan atau surplus yang tidak diperlukan untuk
tujuan operasi atau compensating bank balance tersedia untuk diinvestasikan.
Penggunaan secara berhati-hati atas dana yang tidak dimanfaatkan dapat menambah
penghasilan. Meskipun pejabat keuanganlah bisanya yang akan mengarahkan
investasi dana semacam ini, tetapi controller akan berhubungan dengan pelaporan
dan pengendalian secukupnya serta pada umumnya harus mengetahui tentang masalah
investasi.
3.
AKUNTANSI
UNTUK PERUBAHAN HARGA
Akuntansi perubahan harga (accounting for price changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan atau selisih harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Dalam
merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik
tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang
menghasilkan statemen keuangan dasar.
·
Masalah
akuntansi
Perubahan
harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal penilaian, unit pengukur,
dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian berkaitan dengan dasar yang
harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu saat. Masalah unit pengukur
berkaitan dengan perubahan daya beli akibat perubahan tingkat harga umum.
Masalah pemertahanan capital berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih
dua kapital yang harus ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Sebagai
data dasar, dalam kondisi perubahan harga akuntansi kos historis menghadapi
tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan penilaian (valuation),
unit pengukur (measurement unit) dan pemertahanan kapital (capital
maintenance).
·
Masalah
Penilaian
Nilai
aset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan dengan aset
tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak berubah. Perubahan ini
disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau kemampuan produk baru
yang lebih tinggi.
Persepsi
atau selera orang terhadap manfaat atau nilai barang tertentu dapat pula
menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya mempengaruhi harga barang tersebut.
Perubahan harga semacam ini disebut dengan perubahan harga spesifik.
Akuntansi
menghadapi masalah dalam hal ini karena kos tercatat untuk suatu asset tidak
lagi menggambakan nilai asset tersebut. Model akuntansi untuk menghadapi
masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang yang pengukuran
nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang atau
nilai keluaran sekarang.
·
Masalah
Unit Pengukur
Daya
beli uang dapat berubah sehingga unit moneter sebagai pengukur nilai tidak
bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai
unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat harga secara umum dalam
ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat suatu barang tidak berubah,
jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama akan
berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli uang berubah.
Secara
umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi
menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi
homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal atau horisontal
sebenarnya tidak bermakna lagi.
Bila
perubahan nilai dan daya beli terjadi bersama-sama pengaruh keduanya terhadap
kos historis harus ditunjukkan dalam pelaporan keuangan. Untuk mengatasinya
disebut secara umum sebagai akuntansi kos sekarang/rupiah konstan.
·
Masalah
Pemertahanan Kapital
Laba
adalah kenaikan kapital dalam suatu periode yang dapat didistribusi atau
dinikmati setelah kapital awal dipertahankan. Untuk menentukan laba dengan
mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam mengukur kapital harus
dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan jenis kapital
terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai. Masalah unit
pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Masalah
pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang
harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila
pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak diperhatikan, dalam keadaan
perubahan harga menarik, perhitungan laba atas dasar kos historis cenderung
tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat kenaikan harga atau untuk
penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang tersaji lebih dapat
mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang dapat menyisakan laba
untuk mempertahankan kapital.
Model
akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan harga adalah kos sekarang/capital
fisis atau disebut akuntansi nilai pengganti yang secara teknis sama dengan
akuntansi kos sekarang. Perbedaanya terletak pada penyajian dan interpretasi
jumlah rupiah untuk mempertahankan capital dalam statemen laba-rugi.
·
Pos-Pos
Moneter dan Nonmoneter
Berkaitan
dengan perubahan harga, pos-pos statemen keuangan dapat dikategori menjadi pos
moneter dan nonmoneter.
·
Pos
Moneter
Pos-pos
moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter adalah
klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti
tanpa mengaitkan dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban
moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah
dan saat pembayaran yang sudah pasti. Implikasi perubahan harga terhadap
pos-pos moneter lebih berkaitan dengan perubahan daya beli yang menimbulkan
untung atau rugi daya beli. Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan
menahan pos-pos moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah
untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung
atau rugi penahanan.
·
Pos-Pos
Nonmoneter
Pos-pos
nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri atas
aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang
mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah
dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi
jasa atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban
nonmoneter adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa
lainnya dengan kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan
nilai barang atau potensi jasa tersebut pada saat diserahkan. Implikasi
perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar
antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat
meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir perioda.
Pos-pos
moneter berkaitan dengan untung atau rugi daya beli sedangkan pos-pos
nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan.
·
Perubahan
Harga
Harga
merepresentasi nilai tukar barang dan jasa pada suatu saat dalam suatu
lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa barang dan jasa antara yaitu
berupa faktor produksi atau produk akhir (barang dan jasa untuk konsumsi).
Harga
masukan adalah harga faktor produksi dan harga barang atau jasa antara yang
diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga keluaran adalah harga barang
dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan. Pasar faktor produksi disebut
pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar keluaran.
Secara
umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh
barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda dalam pasar yang sama
(masukan atau keluaran). Dari segi akuntansi, perubahan harga adalah perbedaan
antara kos tercatat suatu objek (pos) dan jumlah rupiah yang menggambarkan
nilai objek (pos) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan, perbedaan harga
masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi lebih merupakan
laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena proses produksi.
Karakteristik
perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis perubahan harga yaitu :
· Perubahan Harga Umum
Perubahan
harga umum yaitu perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan
meskipun manfaat atau daya tukar barang sama. Perubahan harga umum
mencerminkan kenaikan atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal
dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya
oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan
beredarnya uang dibandingkan dengan tersedianya barang atau jasa dalam
perekonomian suatu negara. Penyebab lain adalah ketidakseimbangan antara
permintaan dan penawaran barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar
dunia untuk komoditas dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh
perubahan seluruh harga barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama.
o
Inflasi
dan Daya Beli Uang
Indeks
harga dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu.
Perubahan indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar
uang. Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula
sebaliknya. Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu
untuk ditukarkan dengan barang.
Gejala
kenaikan tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi
ditunjukkan oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke waktu.
Perubahan relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya disebut
dengan laju inflasi.
o
Implikasi
Akuntansi
Kos
berbagai objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda
sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat
dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga
sekarang setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya
beli, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena
perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung
atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter
atau mempunyai utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi
inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi
deflasi menahan aset moneter akan memberikan untung daya beli dan menahan
utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
o
Interpretasi
Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah
rupiah untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai
dalam menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan dengan
seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung
daya beli penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang
diperoleh dengan utang tersebut. Untung atau rugi daya beli pos
moneter lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar
diterima uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut
pandang perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang
jangka panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari
sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi apakah
perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi, tentu
saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
· Perubahan Harga
Spesifik
Perubahan
harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik
barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar
masukan maupun pasar keluaran.
Perubahan
harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera
konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau
perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang
tersedia dalam masyarakat.
Perubahan
harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
kos aset yang yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahan. Perubahan
harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
pendapatan perusahaan.
o
Implikasi
Akuntansi
Dalam
akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan
dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba.
Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari
perhitungan laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
o
Interpretasi
Untung/Rugi Penahanan
Untung
penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan
kapital.
Dari
segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi
informasi tentang kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan
kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan
kapital fisis. Laba operasi merupakan hasil kegiatan produktif,
sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan aset semata.
Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi pengelolaan
dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam
kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke
pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba
akan cenderung lebih kecil.
· Perubahan Harga Relatif
Perubahan
harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa
tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang
dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh
perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau
unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan
menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak
dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk
perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi
yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan bastar
atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos
sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli
konstan.
·
Akuntansi
Kos Sekarang
Dasar
Pengukuran Kos Sekarang
1. Kos
Pengganti
2. Nilai
Jual Sekarang
3. Nilai
Terrealisasi Harapan
·
Standar
Akuntansi Perubahan Harga
Dengan
dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah mengubah status pelaporan informasi
perubahan harga dari wajib menjadi anjuran. Secara autoritatif pengungkapan
informasi perubahan harga setelah SFAS No. 89 sebenarnya bersifat
sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam profesi akuntansi di Amerika
memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar yang cukup penting yang berpautan
dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS No. 33, No. 82 (1984), dan terakhir
No. 89 (1986).27
§ SFAS
No. 33
Semula
melalui SFAS No. 3, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi
dan perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut
penyajian komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli
kostan tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu
pemakai untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
Untuk
akuntansi daya beli konstan, butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah
:
·
Informasi tentang laba dari operasi
berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar daya beli konstan.
·
Untung atu rugi daya beli atas pos-pos
moneter neto untuk tahun berjalan.
Dalam
SFAS No. 33, FASB menetapkan informasi minimal yang harus diungkapkan atas
dasar kos sekarang sebagai berikut :
·
Informasi tentang laba dari operasi
berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar kos sekarang.
·
Jumlah rupiah kos sekarang sediaan dan
fasilitas fisis pada akhir tahun.
·
Untung dan rugi perusahaan selama tahun
berjalan untuk sediaan dan fasilitas fasis.
4.
EKSPOSUR
DAN AKUNTANSI VALAS
® Transaksi Valas (Valuta asing)
menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya
perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi, eksposur translasi,
dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus diplaporkan pada
laporan keuangan.
® Pasar Valas dan Kurs Pasar valas
merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan
valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas
diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di
seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling
bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu
eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward
market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan.
Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera,
sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu
sampai dua hari bisnis. Dalam forward market, para partisipan mengadakan
kontrak pada hari ini untuk penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang.
Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward
rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan
kurs sekarang, dan disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter
dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah
(volatile), penting bagi para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan
mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan
terlibat dalam bisnis internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
® Eksposur Valas Eksposur valas
merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas,
dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur
valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3 tipe:
·
Eksposur translasi atau eksposur
akuntansi Merupakan potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan
induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs
sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya.
Tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian,
translasi juga membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi
dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan ke dalam sebuah valuta umum (
yaitu valuta perusahaan induk).
·
Eksposure transaksi Berkaitan dengan
sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan dala valas terhadap perubahan
kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur
transaksi dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut: a. Membeli atau
menjual barang secara kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana dalam
valas c. Terikat kontrak untuk membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di
masa mendatang d. Transaksi lain untuk mendapatkan asset atau utang yang
dinyatakan dalam valas.
·
Eksposur ekonomi/operasi Menaksir dampak
perubahan kurs di masa mendatang terhadap operasi perusahaan dan posisi
kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat diambil perusahaan untuk
meningkatkan atau mempertahankan nilai perusahaan tersebut terhadap perubahan
kurs yang tidak diduga. Eksposur ini bersifat subyektif karena adanya
ketidakpastian yang lebih besar dari variabel-variabel ekonomi dalam jangka
panjang.
® Akuntansi Untuk Fluktuasi Kurs
Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi resiko
terjadinya laba atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal tersebut
ada manfaat untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi valas karena
tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak setiap
transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa
terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi.
Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai,
jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah
yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi
transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan
hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi
transaksi tersebut.
® Translation Exposure
Accounting/
translation exposure
timbul
dari kebutuhan untuk maksud-maksudpelaporan dan konsolidasi, untuk mengkonversi
laporan keuangan operasi asing/ luar negeridari mata uang lokal (perusahaan subsidiary) ke mata uang perusahaan
induk (parent company)
Translation
ekposure dengan demikian adalah ekposuren dari nilai akuntansiperusahaan (laporan
keuangan perusahaan) terhadap risiko pergerakan-pergerakan
valas/ fluktuasi nilai tukar dan dihitung dengan cara mencari selisih
positif (net) dari seluruh accounts /
pos-pos yang akan ditranslasikan pada nilai tukar saat ini.Keuntungan/ kerugian
translasi mata uang bisa terjadi jika nilai tukar pada akhir tahunoperasi
berbeda dengan awal tahunnya.
·
Jika assets dan liabilities ditranslasikan pada kurs saat ini, assets dan liabilities tersebut dianggap/ dikatakan sebagai exposed.
·
Assets dan liabilities yang ditranslasikan atas dasar kurs
historis, kurs yang dipakaipada aset yang telah dimiliki/ didapat atau liabilities yang telah terjadi, dikatakansebagai not exposed
·
Translation exposure secara sederhana
merupakan perbedaan antara exposed assets dan exposed liabilities
®
Exposed
berarti bahwa nilai
dari aset yang dihitung/ diukur dalam mata uang negaraasal (reporting currency)
turun akibat devaluasi functional
currency (mata uang perusahaan subsidiary) dan naik akibat apresiasi functional currency
® Mengukur Dan Mengantisipasi
Eksposur Akuntansi
Eksposur
akuntansi (accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa
jauhlaporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh
fluktuasi kurs valas.Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk
mengkonversi laporan keuangan darioperasi perusahaan di luar negeri yang
menggunakan mata uang local ke dalam mata uangNegara asal untuk tujuan
konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasiumumnya digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi diluar negeri.
Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka
translationatau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan
rugi yang didenominasidalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign
exchange gains or losses).Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh angka
eksposur akuntansi.
® Translation Vs Transaction
Akuntansi Valas
Dalam
akuntansi valuta asing terdapat beberapa isu yang berkembang, salah satunya
adalah tehnikal yang menjadi kontroversi dalam akuntansi yang
disebut Foreign Currency Translation. aktivitas translation memiliki
tantangan solusi teoritis maupun praktis dan terus menjadi perhatian karena
fluktuasi pasar uang dan globalisasi pasar sekuritas dunia.
Translation
adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi
yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat
perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan
lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang
sulit.
® Alasan-alasan Translation
·
Perusahaan dengan operasi yang luas
tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan
akun-akun subsidiariestidak diungkapkan dalam satu mata uang.
· Skala
kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan
penyampaian informasi kepada pembaca dinegara lain.
Translatin
tidak sama dengan conversion. Translation hanyalah satu
perubahan dalam pengungkapan moneter, dan tidak ada pertukaran fisik yang
terjadi serta tidak ada accountable transaction yang timbul seperti
terjadi dalam konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang yang lain.
Foreign
currency transaction terjadi bila suatu perusahaan membeli atau menjual
barang dimana pembayarannya dilakukan dalam valuta asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan valuta asing. Suatu transaksi yang direalisasi
menciptakan suatu laba dan rugi nyata. Para akuntan secara umum setuju laba
rugi semacam ini harus segera dicerminkan dalam laporan laba rugi.
Sebaliknya translation adjusment(termasuk laba rugi atas unsetteled
transaction) adalah belum direalisasi(unrealized).
Adapun
prinsip umum dalam standar akuntansi valuta asing adalah sbb:
·
Perusahaan dapat melakukan aktivitas
yang menyangkut valuta asing dilakukan dalam dua cara yaitu melakukan transaksi
dalam mata uang asing atau memiliki usaha kegiatan luar negeri (foreign
operation).
·
Untuk memasukkan transaksi dalam valuta
asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam
mata uang pelaporan perusahaan.
·
Foreign operation adalah suatu anak
perusahaan (subsidiary),perusahaan asosiasi (associates), usaha
patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang
aktivitasnya dilaksanakan diluar negara perusahaan pelapor.
·
Mata uang pelaporan adalah mata uang
yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
5.
HARMONISASI
AKUNTANSI INTERNASIONAL
® Pengertian
Harmonisasi Akuntansi Internasional
Proses
untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
·
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan
pengukuran dan pengungkapan)
·
Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek
·
Standar audit Survei
Harmonisasi Internasional
® Keuntungan Harmonisasi
Internasional :
·
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
·
Investor dapat membuat keputusan
investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan
berkurang.
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi.
·
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global
yang berkualitas tertinggi.
® Kritik atas Standar Internasional
Beberapa pihak
mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi
yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan
bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”.
Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social,
dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan
Pengakuan Bersama Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan
keuangan lintas batas :
·
Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara
ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
·
Pengakuan bersama (yang juga disebut
sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama
terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan
keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
® Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi
internasional digunakan sebagai hasil dari :
· Perjanjian
internasional atau politis
·
Kepatuhan secara sukarela (atau yang
didorong secara professional)
· Keputusan
oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
® Organisasi Internasional Utama yang
Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah
menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam
mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
·
Badan Standar Akuntansi International
(IASB)
·
Komisi Uni Eropa (EU)
·
Organisasi Internasional Komisi Pasar
Modal (IOSCO)
·
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
·
Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah
Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan
(International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian
dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan
(United Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
· Kelompok
Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
_Kelompok Kerja OEDC)
® Badan Standar Akuntansi
Internasional
Badan Standar Akuntansi
Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh organisasi
akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan IASB adalah :
·
Untuk mengembangkan dalam kepentingan
umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami
dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi,
transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
·
Untuk mendorong penggunaan dan penerapan
standar-standar tersebut yang ketat
·
Untuk membawa konvergensi standar
akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan
Internasional kearah solusi berkualitas tinggi
®
Konvergensi
IFRS
Dunia
akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru
yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS.
Tentang
tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan keungan
interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan
tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari :
·
Memastikan bahwa laporan keuangan
internal perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi
·
Tranparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
·
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna
·
Meningkatkan investasi
Sedangkan
manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu perubahan sistem IFRS sebagai standar
global yatitu :
·
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standard
pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi local
·
Investor dapat membuat keputusan yang
lebih baik
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
·
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard
global yang berkualitas tertinggi.
Demikian
peran regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang
diperoleh menuju ke IFRS . "Perusahaan juga akan menikmati biaya modal
yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi
yang terpadu," kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi
International (International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional
IFRS di Jakarta.
® Perlunya Harmonisasi Standar
Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu
mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan asing
yang akan menjual saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk
mengadopsi standar international itu bukan perkara mudah karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun
sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas
standar internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi international tersebut
terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau
sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan untuk melakukan
adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita
yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar
berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam telah
memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian apa yang
akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam pernyataannya
Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk
ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Negara
lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya
dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing
di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai
standar di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan
aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
® Tantangan dalam konfergensi
Dalam rangka
menyongsong pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara penuh
menggunakan standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun
2012, Bapepam maupun lembaga keuangan lainnya memandang perlu untuk mengambil
langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai dampak konvergensi IFRS
terhadap laporan keuangan . Saat ini perusahaan Indonesia masih menerapkan
standar laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Menghadapi
pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan mendasar yang perlu dicermati
peran regulator terhadap perusahaan – perusahaan di Indonesia diantaranya
perubahan peraturan, pengukuran nilai wajar, penetuan dampak yang akan terjadi.
Sistem IT , konversi data historis, dan ketersediaan professional. Perubahan
atas perlakuan transaksi akuntansi tentunya akan signifikan, sehingga akan
terdapat amandemen regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu
dicermati, amandemen sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam, Bank Indonesia,
Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen Pajak di bidang
perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi terkait dengan perhitungan
penghasilan kena pajak perlu diatur oleh peraturan pelaksana Konvergensi IFRS
akan mengakibatkan beberapa perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang
keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi dari instrument derivative akan
dinilai berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan
perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak pada persediaan,
manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan keuangan, pengakuan pendapatan ,
pembelian dan lain-lain. Selain itu, konversi standar akuntansi Indonesia
terhadap IFRS akan berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi yang
fundamental. Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek penyajian
kembali laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya yang harus
diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan dalam proses
adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh adopsi
tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber daya manusia, serta sistem operasi
akan terpengaruh atau berpotensi terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
® Kesiapan Adopsi IFRS
Indonesia saat ini
belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS
melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus
Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK serta
peran regulator yang terkait sepakat akan menerapkan standar akuntansi yang
mendekati konvergensi penuh kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi
IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan
siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A),
lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di
Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005),
akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005),
ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas
Friedman, “The World is Flat”, aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal
yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal
global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan
menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada
umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS
membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan
besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang
harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban
untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan
waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih
signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di
masa depan.
® Perbedaan Antara Harmonisasi Dan
Standarisasi
§
Harmonisasi
·
Proses untuk meningkatkan kompabilitas
(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar
praktik-praktik tersebut dapat beragam
·
Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran
untuk semua
·
Tetapi mengakomodasi beberapa perjanjian
dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun
terakhir
·
Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan
terbuka
§
Standarisasi
·
Penetapan sekelompok aturan yang kaku
dan sempit
·
Penerapan satu standar atau aturan
tunggal dalam segala situasi
·
Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antarnegara
·
Lebih sukar untuk diimpelemntasikan
secara internasional
§
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
·
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan
pengukuran dan pengungkapannya)
·
Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek, dan
·
Standar audit
§
Keuntungan
harmonisasi internasional
·
Bahasa
Mereka yang menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris
menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
·
Harmonisasi perpajakan dan sistem
jaminan social
Keuntungan : Kalangan
usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam perencanaan, biaya sistem
dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian : Perpajakan
dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi
ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk
membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda
menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka
masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka
untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan
pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti
pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari
kompetisi antar negera.
§
Sebuah
tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi.
Manfaatnya:
·
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar
pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
·
Investor dapat membuat keputusan
investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan
berkurang
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
·
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global
yang berkualitas tinggi.
® Beberapa Peristiwa penting Dalam
Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
·
1959- Jacob Kraayenhof, mitra pendiri
sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha
pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
·
1961- Group d’Etudes, yang terdiri dari
akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan
nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut
akuntansi.
·
1966- Kelompok Studi Internasional
Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika
Serikat.
·
1973- Komite Standar Akuntansi
Internasional (Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
·
1976- Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and
Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan
Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
·
1977- Federasi Internasional Akuntan
(International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
·
1977- Kelompok Para Ahli yang ditunjuk
oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan
yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan
Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
·
1978- Komisi Masyarakat ropa
mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi
akuntansi Eropa.
·
1981- IASC mendirikan kelompok
konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas
masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
·
1984- Bursa Efek London menyatakan bahwa
pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi
tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi
internasional.
·
1987- Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong
penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
·
1989- IASC mengeluarkan Draf Eksposure
32 mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
·
1995- Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO
menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil
mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif.
Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis
IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas
batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
·
1995- Komisi Eropa mengadopsi sebuah
pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan
IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar
modal internasional.
·
1996- Komisi Pasar Modal AS (SEC)
mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan,
secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan
keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
·
1998- IOSCO menerbitkan laporan “Standar
Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham
Perdana bagi Emiten Asing”.
·
1999- Forum Internasional untuk
Pengembangan Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA)
bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
·
2000- IOSCO menerima, secara
keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban
atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
·
2001- Komisi Eropa mengusulkan sebuah
aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya
pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun konsolidasi sesuai
dengan IAS selambatnya tahun 2005.
·
2001- Badan Standar Akuntansi
Internasional (Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan
IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1 April. Standar
IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan
termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
·
2002- Parlemen Eropa menyetujui proposal
Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya
harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam
laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan
ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan
pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian
mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
·
2002- IASB dan FASB menandatangani
“Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar
akuntansi internasional dan AS.
·
2003- Dewan Eropa menyetujui Direktif EU
Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan
antara direktif lama dengan IFRS.
·
2003- IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi
terhadap 15 IAS.
Refrensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar